SOLO, KOMPAS.TV - Puncak musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi dapat memicu terjadinya banjir. Sulitnya akses air bersih dan lingkungan yang kotor usai terjadi banjir, dapat meningkatkan risiko infeksi dan penularan penyakit.
Jika daya tahan tubuh tidak terjaga, maka perlu waspada terhadap jenis-jenis penyakit di musim banjir yang kerap muncul.
Baca Juga: Banjir Merendam 4 Kecamatan di Bekasi
Beberapa penyakit menular yang rawan terjadi setelah banjir di antaranya:
1. Tifus
Penyakit tifus atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Melansir Halodoc, infeksi bakteri ini dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti sakit kepala, mual, demam, diare, dan hilangnya nafsu makan. Buruknya sanitasi dan minimnya akses air bersih saat banjir membuat penyakit tifus rentan menular saat banjir.
2. Penyakit kulit
Bakteri yang datang bersama banjir juga bisa menyebabkan penyakit kulit. Terutama saat kondisi daya tahan tubuh lemah. Selain itu, waspada jika Anda memiliki luka atau goresan yang terbuka saat terpapar air banjir. Kondisi ini dapat membahayakan tubuh karena menimbulkan infeksi sekunder.
3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri Leptospira yang berasal dari kotoran tikus. Air banjir yang mengandung kotoran tikus jadi ancaman serius karena bakteri dapat masuk ke tubuh lewat kulit.
Waspada dengan gejalanya seperti panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil. Jika tidak segera ditangani, leptosiprosis dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan ginjal, hingga kematian.
Baca Juga: Korban Banjir di Kalsel Masih Krisis Air Bersih
4. Demam berdarah
Genangan air pascabanjir rentan digunakan sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegeypti, biang penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Bersihkan genangan air, dan jaga lingkungan agar tetap bersih. Untuk menghindari meningkatnya populasi nyamuk, pastikan tidak ada tempat yang potensial untuk nyamuk berkembang biak.
5. Diare
Kondisi lingkungan yang kotor, serta air yang rentan tercemar bakteri saat banjir membuat orang kesulitan mendapatkan akses air bersih dan sanitasi yang layak. Hal ini dapat menimbulkan penyakit diare yang mudah menular.
Untuk mencegah terserang diare saat banjir, upayakan untuk mencuci tangan dengan sabun, merebus air minum sampai mendidih, dan bersihkan tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.
Baca Juga: Ratusan Warga Korban Banjir Bertahan di Pengungsian
6. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri, yang menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. ISPA rentan menyerang saat banjir karena penularannya melalui udara. Gejala umumnya mirip seperti flu, namun bisa menjadi berbahaya jika tidak segera diobati.
Untuk mencegah penularan ISPA, tingkatkan daya tahan tubuh, biasakan menutup mulut saat batuk, dan tidak meludah sembarangan.
7. Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan virus hepatitis A. Di musim hujan dan banjir, penyakit ini dapat menjadi ancaman serius.
Hepatitis A dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi virus biang penyakit tersebut. Penyebaran lain hepatitis A bisa lewat tinja yang tidak sengaja mencemari makanan, minuman, atau benda. Saat orang yang terinfeksi tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar, kemudian menyentuh makanan, minuman, atau benda, penyakitnya bisa menular. Penyakit ini dapat memicu peradangan dan mengganggu fungsi hati penderitanya.
Untuk mencegah tertular penyakit di atas, tetap jaga kebersihan diri dan lingkungan. Serta, jaga dan tingkatkan daya tahan tubuh agar kondisi tubuh tetap prima.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.