JAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mengubah sistem pemeriksaaan atau testing covid-19.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menilai ada yang salah dalam sistem pemeriksaan Covid-19 yang dijalani selama ini.
Menurutnya setiap orang yang melakukan testing mandiri seperti orang yang ingin bepergian, serta pejabat yang menemui kepala negara tidak dihitung.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Belum Terkendali, Menkes Budi Sadikin: Cara Testingnya Salah
Hal ini membuat angka tingkat pemeriksaan melambung tinggi namun kasus baru Covid-19 tetap tinggi.
Budi Gunadi menjelaskan berdasarkan ilmu epidemiologi, testing seharusnya menyasar para suspek Covid-19. Bukan pada orang-orang yang melakukan tes Covid-19 secara mandiri.
Ia menyatakan tes mandiri tidak mewakili sistem tracing dan treatment yang dilakukan untuk mengetahi penyebarang Covid-19
“(Testing) bukan orang yang mau pergi atau seperti saya mau menghadap Presiden. Nanti lima kali tes, standar WHO segera terpenuhi satu perseribu (per pekan). Tidak ada gunanya testing itu secara ilmu epidemiologi. Nah hal-hal seperti itu yang harus dibereskan," ujarnya, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga: Kasus Baru Belum Menurun, IDI Minta Testing Covid-19 Diperbanyak Lagi
Budi Gunadi menambahkan selain mengubah sistem pemeriksaaan atau testing covid-19, Kemenkes akan menggunakan data KPU dalam program vaksinasi.
Ia menilai data KPU lebih aktual lantaran baru saja melaksanakan Pemilu 2020.
"Saya akan perbaiki strategi vaksinasinya. Supaya tidak salah atau bagaimana. Saya sudah kapok, saya tidak mau lagi memakai data Kemenkes. Saya ambil datanya KPU. Sudahlah itu KPU manual kemarin baru pemilihan (pilkada), itu kayaknya yang paling current. Ambil data KPU base-nya untuk masyarakat," ujar Budi Gunadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.