JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Bidang Infokom DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarujowan mengatakan, pihaknya meminta agar Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) tidak melakukan mogok jualan karena dikhawatirkan hal itu berdampak pada pedagang lain.
Baca Juga: Ini Alasan Pedagang Daging Sapi Jadetabek Mogok Jualan 3 Hari Mulai Rabu Besok
Oleh karena itu, Ikappi mengeluarkan surat edaran yang meminta pedagang daging tidak melakukan mogok berjualan.
"Betul baru kami keluarkan tadi sore," ujar Reynaldi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (19/1/2021), seperti dilansir Kompas.com
Surat edaran IKAPPI berisi empat poin permintaan Ikappi kepada para pedagang daging yang ditandatangani langsung Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri.
"Kami meminta kepara pedagang daging se-Jabodetabek untuk pertama agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," kata Abdullah.
Permintaan kedua Ikappi adalah agar pedagang daging mempertimbangkan kehilangan pelanggan yang terjadi apabila melakukan aksi mogok berlangsung tiga hari ke depan.
Ketiga, mengingat industri rumahan seperti warteg, warung padang, dan sebagainya harus mendapat suplai dari pedagang daging di pasar se-Jabodetabek, dan mengingat kondisi pedagang warung rumahan yang terus tergerus krisis akibat pandemi.
Abdullah juga meminta agar pedagang daging melihat kondisi pasar yang semakin sepi dan daya beli menurun.
Dikhawatirkan apabila pedagang daging mogok berdampak pada pedagang lainnya.
"Kami khawatir jika seluruh pedagang daging yang mogok akan berefek pada sepinya pedagang yang lain," ucap Abdullah.
Sekertaris Dewan Pengurus Daerah APDI Indonesia, Tb Mufti Bangkit sebelumnya mengatakan, APDI se-Jabodetabek sepakat untuk melakukan aksi mogok selama tiga hari terhitung hari ini 20-22 Januari 2021.
Mufti mengatakan, alasan utama mogok jualan tersebut adalah harga daging sapi di rumah pemotongan hewan semakin meningkat.
Dia menjelaskan, saat ini harga perkilogram potongan sapi yang belum dipisah antara tulang dan kulitnya sebesar Rp 95.000.
Baca Juga: Duh, Pedagang Daging Sapi di Jadetabek Mau Mogok Jualan 3 Hari
Harga itu dinilai terlalu tinggi untuk dijual kembali ke pasar.
"Ditambah cost produksi, ekspedisi total sudah Rp 120.000 lah. Sedangkan harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah Rp 120.000. Belum karyawan, belum pelaku pemotong sendiri kan harus anak istri di rumah," kata Mufti.
Kenaikan harga daging itu, kata Mufti, tidak menguntungkan pedagang daging, malah membuat pedagang merugi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.