JAKARTA, KOMPAS.TV – Dalam kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Indonesia pada 12-13 Januari 2021 lalu, Presiden Joko Widodo mengajak pemerintah China untuk melanjutkan proyek kereta cepat hingga ke Surabaya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP). Luhut mengatakan, Jokowi menginginkan proyek kereta cepat tidak hanya terhenti sampai tujuan Bandung saja, namun bisa dilanjutkan hingga ke Surabaya.
Baca Juga: Ditinjau Menaker, Ini Perkembangan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
"Selain itu, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung juga diharapkan dapat diperpanjang menjadi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar RRT dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis, seperti yang dikutip dari Kompas.com Kamis (14/1/2021).
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dibangun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) hingga Desember 2020, telah mencapai 64,4 persen.
Baca Juga: Tak Hanya ke Bandung, Jokowi Ingin Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menjelaskan, capaian realisasi tersebut terdiri dari 5 terowongan, yaitu Tunnel Walini, Tunnel 3, Tunnel 5, Tunnel 7 dan Tunnel 1.
Selain itu, 1.741 batang pier juga telah berdiri di sepanjang lintasan Jakarta dan Bandung, dan siap untuk dihubungkan. Untuk sementara waktu, KCIC saat ini tengah menunggu pengiriman sebanyak 12.000 rel kereta cepat yang akan didatangkan dari China ke Jakarta.
Dalam pertemuan dengan Menlu China, Luhut juga membahas pentingnya kerja sama pengembangan industrial park. Kedua negara akan mengimplementasikan kerja sama bertajuk “Two Countries Twin Park” antara Yuanhong Industrial Park dengan Kawasan Industri Bintan, Kawasan Industri Aviarna dan Kawasan Industri Batang.
Baca Juga: Ini 5 Kendala Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung
Pembangunan yang diusulkan pemerintah Propinsi Fujian ini diharapkan dapat menjadi model untuk kerja sama selanjutnya antara Indonesia dan China.
Selain itu, Luhut juga menyampaikan, ada berbagai investasi yang dapat dilakukan perusahaan China di Indonesia, seperti di bidang hilirisasi industri, mobil listrik, dan baterai lithium.
"Investasi Tiongkok di Indonesia telah memenuhi 4+1 Rule of Thumb yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B)," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.