JAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismahariani atau Risma yang dinilai settingan alias rekayasa berujung kepada laporan polisi.
Hal inilah yang dilakukan Wakil Ketum Pergerakan Pengamal Khittah Nahdliyah, Tjetjep Muhammad Yasen atau Gus Yasin.
Dia melaporkan Risma berkaitan dengan aksi blusukan di Jakarta ke Polda Metro Jaya, pada Senin (11/1/2021) siang. Namun laporan tersebut ditolak oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.
Baca Juga: Blusukan Risma Dituding Settingan, PDIP: Blusukan Itu Untuk Mengetahui Kondisi Masyarakat
"Saya di Poda Metro barusan selesai lapor. Yang saya tahu Sudirman-Thamrin steril dari gelandangan," ujar Gus Yasin dikutip dari Kompas.com, Senin.
Gus Yasin menuduh blusukan Risma rekayasa berdasarkan keterangan tetangga salah satu tunawisma, Nursaman.
Tetangga itu, kata Gus Yasin, menyebutkan bahwa Nursaman bukan merupakan gelandangan.
"Dari berita Nursaman bukan gelandangan, bahkan tetangganya membantah kalau Nursaman bukan tunawisma," kata Gus Yasin.
Namun Gus Yasin mengakui bahwa rencana pelaporan terhadap Risma itu ditolak. Hanya saja ia tak menyebutkan alasan penolakan tersebut.
"SPKT menolak menerima laporan langsung yang tentu menolak membuatkan Surat Tanda Bukti Laporan," katanya.
Adapun Gus Yasin mengatakan, tetap menyampaikan laporan terhadap Risma dalam bentuk surat yang telah disiapkan sebelum datang ke Polda Metro Jaya.
"Terpaksa menyampaikan laporan dalam bentuk surat yang sudah saya siapkan untuk menjaga kalau laporan langsung ke SPKT ditolak," jelasnya.
Baca Juga: Soal Blusukan Risma yang Dituding Rekayasa, Pengamat: Risma Lebih Baik Fokus Perbaiki Data Bansos
Minta Maaf Telah Berbohong
Nursaman sebelumnya mengaku bahwa dirinya yang ditemui Risma. Namun, belakangan Nursaman meminta maaf jika telah membohongi masyarakat lantaran salah berbicara.
Padahal, pemulung yang ditemui Risma bernama Kastubi, bukan Nursaman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.