JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah menunda jadwal libur panjang akhir tahun. Menurut dia situasi pandemi di Indonesia saat ini belum terkendali sehingga dikhawatirkan akan muncul klaster baru dari libur panjang nanti.
“Saya mengusulkan libur bersamanya ditunda sampai ke situasi yang relatif terkendali,” ujar Dicky.
Jatah libur panjang ini nanti bisa dialokasikan pada tahun 2021 dengan mekanisme yang diatur oleh pemerintah.
Baca Juga: Polemik Libur Panjang di Tengah Pandemi
Jika libur panjang akhir tahun tetap diberikan, opsi lainnya adalah pemerintah harus membatasi mobilitas warga ke luar kota selama libur panjang dan melarang adanya keramaian.
“Ditunda dengan ada ganti di tahun 2021, dicarikan waktunya oleh pemerintah untuk jadi libur bersama diputuskan ketika situasi sesuai kriteria tadi, kemudian opsi lainnya bila misalnya diberikan ya pemerintah memastikan bahwa tidak ada pergerakan keluar dan tidak boleh ada di dalam daerah dan juga tidak ada keramaian," ujar Dicky.
Dicky menambahkan, rekor penambahan kasus yang mencapai lebih dari 5000 per hari disebabkan karena banyaknya keramaian di tengah pandemi sehingga pemerintah harus tidak tebang pilih atau diskriminatif dalam mencegah keramaian massa.
Menurutnya indonesia belum memenuhi indikator untuk dilakukannya pelonggaran aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Setelah Libur Panjang, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kembali Meningkat Sepekan Ini
Pemerintah pun sedang menyiapkan evaluasi tentang libur panjang akhir tahun 2020. Dalam siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (15/11/2020) Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan libur akhir tahun 2020 tidak akan berubah jika tidak peningkatan kasus Corona.
Namun bila sebaliknya, Satgas bisa mengusulkan ke pemerintah untuk memperpendek durasi libur pada akhir 2020.
“Nah kalau ini bisa diketahui bahwa kasusnya tidak mengalami peningkatan dan juga kita masih bisa mengendalikannya dengan baik, ya InsyaAllah pada akhir tahun yang akan datang kita tetap memberikan masukan kepada pemerintah untuk bisa melanjutkan libur panjang. Tetapi, apabila kasusnya meningkat seperti pada periode Agustus dan September yang lalu, maka tentu rekomendasinya adalah libur panjang diperpendek atau ditiadakan sama sekali," ujar Doni.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.