JAKARTA, KOMPAS.TV – Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas menjelaskan kriteria bagi sebuah kota disebut sebagai City of Intellect atau kota mahasiswa.
Hafid bersama rekannya mengkaji, jika di City of Intellect atau kota mahasiswa itu baru dikenal pada 2010.
Berdasarkan kajiannya, Hafid menyebut ada 5 kriteria yang menjadikan kota tersebut sebagai City of Intellect.
1. Memiliki Sedikitinya 3 Universitas Bereputasi
Jika indikator ini dipakai terhadap 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, maka tidak satu pun kota di Kalimantan, Papua, NTT, NTB, yang memenuhi syarat.
“Di luar Jawa hanya ada tiga, Medan, Makassar, dan Denpasar,” kata Hafid, Rabu (11/11/2020).
2. Kota yang Aman
Aman dalam kriteria ini adalah yang tidak memiliki ketegangan dan konflik sosial.
“Terlihat kota yang paling aman itu adalah Semarang. Hanya ada 19 kasus dalam sebulan,” lanjut Hafid.
3. Kota yang Murah
Hafid menyebut kota yang murah ialah biaya hidup terjangkau dan yang paling murah terdapat di Solo, sementara yang paling mahal ada di Jakarta.
4. Memiliki Peluang Kemudahan Mencari Pekerjaan
Kemudahan mencari pekerjaan bagi mahasiswa atau bagi fresh graduate, menjadi salah satu indikatornya.
Jakarta dan Denpasar, disebut Hafid menjadi kota yang paling mudah untuk mencari pekerjaan.
5. Kota yang Memiliki Daya Tarik
Bali, disebut Hafid masuk dalam indicator ini dengan adanya warisan budaya, alam, serta kegiatan seni, budaya, dan olahraga yang menjadi daya tarik mahasiswa.
Sebelumnya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut kondisi Jakarta amburadul.
Menurutnya, Jakarta bisa menjadi kota mahasiswa atau City of Intellect jika ditata dengan baik.
Apa maksud di balik pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno yang menyebut Jakarta kini menjadi amburadul?
Apakah ini sindiran yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan apa maksud dari penghargaan "City of Intellect" yang diberikan Universitas Negeri Jakarta untuk sejumlah kota di Indonesia?
Simak pembahasannya bersama Wasekjen PDI Perjuangan Arif Wibowo, Inisiator Kolaborasi Warga Jakarta Andi Sinulingga, serta Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.