JAKARTA, KOMPAS.TV – Masyarakat Antikorupsi Indonesia meminta KPK untuk menangkap tersangka suap PAW anggota DPR, Harun Masiku.
Koordinator MAKI Boyamin Saiman menilai masyarakat lebih menantikan kehadiran Harun Masiku di KPK ketimbang buronan Hiendra Soenjoto, tersangka penyuap eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi yang berhasil ditangkap KPK.
Hal tersebut lantaran nuansa politik dalam kasus suap PAW anggota DPR dengan tersangka Harun Masiku lebih kental dibanding kasus suap penanganan perkara di Mahkamah Agung.
Baca Juga: KPK Pastikan Masih Cari Keberadaan Harun Masiku, Hidup atau Mati
“Jadi Masyarakat lebih menunggu KPK mampu menangkap Harun Masiku,” ujar Boyamin, Sabtu (31/10/2020).
Boyamin menduga Harun Masiku telah meninggal dunia dalam pelariannya. Jika dugaan tersebut benar, KPK harus mendalami penyebab kematiannya, termasuk apabila ia meninggal karena penyebab tak wajar.
Menurut Boyamin penangkapan Harun juga menjadi ujian bagi Firli Bahuri Cs karena kasus tersebut di bawah penanganan pimpinan KPK jilid lima.
Beda dengan kasus yang menjerat Hiendra maupun Nurhadi. Perkara tersebut merupakan limpahan dari pimpinan KPK periode sebelumnya.
Baca Juga: Kenapa KPK Kesusahan Menangkap Harun Masiku? -AIMAN(Bag 4)
"Kalau tidak mampu berarti KPK yang sekarang ini semakin buruk kinerjanya," ujar Boyamin.
Harun Masiku yang merupakan kader PDI Perjuangan menghilang sejak KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada 8 Januari 2020 lalu.
Pria kelahiran Ujung Pandang, 21 Maret 1971 itu ditetapkan sebagai tersangka sehari setelah OTT terhadap Wahyu Setiawan.
Baca Juga: Wahyu Setiawan Ungkap Ada Dana Tak Terbatas untuk Muluskan Harun Masiku Jadi Anggota DPR
Kerap mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK, Harun Masiku masuk dalam daftar pencarian orang KPK pada 17 Januari 2020.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.