JAKARTA, KOMPAS TV - Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar angkat bicara terkait insiden keributan yang melibatkan para Purnawirawan TNI di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Rabu (30/9/2020).
Agum Gumelar selaku mantan Danjen Kopassus mengaku kecewa dengan sikap sejumlah purnawirawan TNI tersebut. Terlebih, ada beberapa di antaranya mengenakan baret merah Kopassus.
Agum menuturkan, selain ziarah, para purnawirawan tersebut terlihat sangat memaksa untuk masuk ke halaman TMP Kalibata Jakarta Selatan demi mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Pangdam Jaya soal Gatot Tak Ada Izin Nyekar TMP Kalibata, Malah Deklarasi KAMI
Menurut Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (PEPABRI) itu, tidak seharusnya para purnawirawan TNI tersebut bersikap memaksa dan terlibat konflik dengan petugas di lapangan.
"Terus terang saya prihatin dan bahkan kesal melihat kejadian itu. Terutama untuk mereka yang kemarin mengenakan baret merah dengan gagah perkasa. Saya ini mantan Danjen Kopassus," kata Agum dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Jumat (2/10/2020).
Agum mengatakan, seharusnya mereka yang menjadi prajurit baret merah alias Kopassus bisa dicintai dan mencintai rakyat.
"Ini malah kejar-kejaran dengan mahasiswa. Apa itu," ucap Agum menyatakan kekecewaannya.
Baca Juga: Momen Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Bersitegang dengan Dandim Jaksel karena Dilarang Masuk TMP
Agum menyebut, sebagai prajurit Kopassus seharusnya tidak berlaku terlalu murah karena meneriakkan komando di tempat-tempat yang tidak tepat.
"Jadi cara-cara seperti kemarin itu, mohon maaf ya, jangan terlalu murah meneriakkan komando di tempat-tempat yang tidak tepat," katanya.
Lebih lanjut, Agum juga menyoroti sikap sejumlah purnawirawan yang punya pangkat tinggi dan terlibat cekcok dengan petugas di lapangan.
"Kita ini pernah bertugas. Tahu kondisi di lapangan. Janganlah mentang-mentang pangkat jenderal lalu menganggap remeh petugas di lapangan," kata Agum.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Kalau KAMI Jadi Partai Politik, Saya Keluar
"Mereka itu hanya bertugas, melaksanakan perintah. Pernah punya pangkat tinggi itu seharusnya lebih bisa menghargai."
Terakhir, Agum berpesan kepada Gatot Nurmantyo jika ingin membangun gerakan moral jangan mencampurinya dengan gerakan politik.
"Gerakan moral itu tentunya harus diikuti dengan moral yang tinggi, ada bentuk tanggung jawabnya terhadap bangsa," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.