JAKARTA, KOMPAS TV - Ekonom Rizal Ramli menyindir Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian terkait penyelenggaraan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Serentak 2020.
Seperti diketahui, dalam pernyataannya Mendagri Tito Karnavian mengatakan Pilkada serentak bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
Bekas Kapolri itu menyebut bahwa sebagian daei total anggaran senilai Rp 15 triliun sudah terserap ke pihak-pihak terkait penyelenggaraan pilkada.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Mahfud MD Jadi Ketua Kompolnas, Tito Karnavian Wakilnya
Itu ntara lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hampir menyerap 99 persen, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hampir 98 persen, serta aparat keamanan sebesar 61,90 persen.
Tito menjelaskan bahwa 60 persen anggaran digunakan untuk para penyelenggara. Dengan demikian, terjadilah program padat karya terjadi.
Rinciannya, sebanyak 20 persen untuk alat pilkada, 20 persen untuk perlindungan Covid-19 bagi para petugas penyelenggara, pengamanan, maupun para pemilih di TPS.
Menanggapi hal tersebut, Rizal Ramli membenarkan pernyataan Tito Karnavian. Bahkan Rizal Ramli menyebut perputaran uang dalam pilkada nanti jumlah amat besar, yakni mencapai Rp 200 triliun.
Baca Juga: Kemendagri Konfirmasi Mendagri Tito Karnavian Tidak Terinfeksi Covid-19
“Mas Tito benar: Biaya negara Rp 20 trilliun. Biaya dari peserta sekitar 10 kalinya. Total stimulus sekitar Rp 200 T,” kata Rizal Ramli melalui akun Twitternya yang dikutip pada Senin (28/9/2020).
Rizal Ramli menjelaskan, uang Rp 200 triliun yang akan berputar selama pilkada nanti selain berasal dari pemerintah.
Tetapi, kata dia, juga ada dana dari peserta pilkada yang jumlahnya lebih dari 10 kali lipat.
Meskipun terjadi perputaran uang cukup besar, mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman itu juga menyebutkan risiko yang bahkan lebih besar.
Baca Juga: Rizal Ramli dan Refly Harun Gugat Presidential Threshold ke Mahkamah Konstitusi
Menurut Rizal, penyelenggaraan pilkada serentak di tengah situasi mewabahnya virus corona ata Covid-19 menimbulkan risiko sangat besar.
Dia menilai tak sebanding dengan keuntungan stimulus ekonomi yang akan didapatkan.
Terlebih jika protokol kesehatan ketat yang digadang pemerintah tidak berjalan baik, maka korban jiwa dalam jumlah cukup banyak tak bisa dihindari.
“Risiko kematian akibat covid besar. Utamakan kemanusian, ingat Pancasila !! Jangan pidato doang. Undur,” kata Rizal Ramli.
Baca Juga: Rizal Ramli: Pemerintah Tidak Suka Lockdown, Tapi Akhirnya Indonesia yang di-Locked Down Negara Lain
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.