KOMPAS.TV - Rentenir berkedok bank keliling menjadi fenomena yang masih banyak terjadi. Bagai makan buah simalakama, pedagang kecil yang butuh modal malah terjerat bunga rentenir.
Tim Berkas Kompas bertemu NN, pedagang warung di pinggiran ibu kota. Selama sepuluh tahun, Ia terjerat rentenir. Alih-alih mendapat modal, NN malah besar pasak daripada tiang. Ia harus membayar cicilan rentenir dengan bunga hingga 40%.
Kami juga bertemu NS, pedagang tisu dan masker di pasar tradisional. Tak hanya untuk modal, pinjaman rentenir juga digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Per hari, Ia harus menyetorkan Rp 40 ribu rupiah dengan total bunga cicilan 20% dari pinjaman.
Apa penyebab utama pedagang terus bergantung pada rentenir dan bagaimana langkah negara menyelematkan pedagang lepas dari jeratan rentenir?
Simak jawabannya dalam Berkas Kompas episode RINGKIH BERTAHAN MENANTI BANTUAN bagian pertama berikut ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.