JAKARTA, KOMPAS.TV - Semburan lumpur bercampur gas kembali terjadi di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan atau KPH Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Semburan tersebut merupakan fenomena lumpur gunung api atau mud volcano.
Baca Juga: Semburan Lumpur Blora Bakal Jadi Lapindo Jilid 2? Ini Kata Pakar
Meletusnya lumpur panas tersebut diduga sebagai mud volcano yang biasanya terjadi di dekat daerah-daerah yang mengandung minyak dan gas bumi.
Sementara area di sekitar Grobogan, Cepu, dan Blora adalah daerah cekungan minyak.
Peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Dr Ir Jan Sopaheluwakan MSc, menerangkan, mud volcano adalah gejala menyemburnya lumpur menyerupai gunung berapi.
"Sekitar 2,5 km dari lokasi Gabusan, kalau dilihat di Google Earth terdapat penampakan morfologis melingkar agar keputihan warnanya yang saya duga adalah mud volcano yang lebih tua," kata Jan, Jumat (28/8/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Pantauan Drone Semburan Lumpur di Blora
Lumpur Lapindo II Terulang?
Munculnya lumpur panas ini membuat khawatir warga sekitar. Mereka takut semburan tersebut akan menimbulkan dampak seperti lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Mengingat ke belakang, peristiwa lumpur Sidoarjo bermula dari banjir lumpur panas yang terjadi pada 29 Mei 2006.
Semburan lumpur panas Sidoarjo itu telah menenggelamkan kawasan permukiman, pertanian, serta perindustrian di tiga kecamatan Porong dan sekitarnya.
Namun demikian, Jan belum bisa memastikan apa pun fenomena lumpur Lapindo Sidoarjo II dapat terulang.
Jan hanya bisa menduga bahwa lokasi tersebut merupakan daerah yang terpotong oleh sejumlah sesar purba yang menjadi jalan untuk keluarnya semburan mud volcano tersebut.
"Kita harus check ke data geologi detail lokasi TKP (tempat kejadian perkara) tersebut," ujarnya
"Perlu rapid assesment lanjutan untuk menjawab ini (potensi lumpur seperti Lapindo di Sidoarjo)," sambung Jan.
Baca Juga: 4 Penggembala Keracunan Gas dari Semburan Lumpur di Kawah Oro-oro Kesongo
Gas Berbahaya
Sebelumnya, fenomena semburan lumpur panas di Kesongo juga pernah terjadi pada 2013.
Kepala cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan, Teguh Yudi Pristiyanto mengatakan, gas yang keluar bersamaan semburan itu berbahaya bagi manusia.
"Warga keracunan karena menghirup kandungan gas. Fenomena tersebut terjadi secara alami bukan akibat pengeboran sumur," kata Teguh.
Baca Juga: Berbahaya, Lokasi Bekas Semburan Lumpur dan Gas di Blora Malah Didatangi Banyak Warga
Jadi Ajang Selfie
Lokasi bekas semburan lumpur panas di Kawasan Kesongo, Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, Jawa Tengah, itu rupanya menjadi ajang swafoto atau selfie bagi sejumlah warga.
Sejak Sabtu (29/8/2020), sejumlah warga tampak berdatangan ke lokasi semburan untuk berfoto.
Kapolsek Jati AKP Bajuri mengatakan, warga yang datang mungkin akan lebih banyak saat hari libur.
"Mungkin di hari libur mungkin juga akan banyak yang datang," katanya, Minggu (30/8/2020).
Baca Juga: Semburan Lumpur Beracun di Blora, 4 Warga Diduga Keracunan Dilarikan ke Puskesmas
Peringatan untuk Warga
Untuk mengantisipasi, aparat keamanan Polsi dan TNI berjaga-jaga dan menghalau warga yang hendak melihat titik pusat semburan.
Papan peringatan yang menyatakan bahaya gas beracun pun dipasang di sekitar lokasi.
Bajuri menegaskan, fenomena alam di Kesongo pada Kamis (27/8/2020) lalu diduga yang terbesar selama ini.
Fenomena itu, menurut Bajuri, merupakan siklus alami di wilayah yang mengandung minyak dan gas bumi.
Baca Juga: Satu Rumah Warga Tertimbun Lumpur Dan Bebatuan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.