SURABAYA, KOMPAS.TV - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto membantah silang pendapat dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam menentukan pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Surabaya 2020.
Saat sambutan dalam konsolidasi Pilkada Serentak di kantor DPD PDI-P Jawa Timur di Surabaya, Hasto menampilkan gambar-gambar media cetak yang menggambarkan dirinya sedang tarik tambang atau bersilang pendapat dengan Risma.
"Itu semua tidak benar, saya juga tidak tahu sumbernya dari mana," kata Hasto, Minggu (30/8/2020).
Baca Juga: Risma Patuhi Megawati Soekarnoputri Soal Pilihan Calon Wali Kota Surabaya
Risma yang dalam acara tersebut duduk di podium bersama beberapa pimpinan DPD PDI-P Jawa Timur dan Pengurus DPP PDI-P, sontak tertawa terbahak-bahak mendengarkan penjelasan Hasto.
"Tidak ada tarik tambang politik di internal PDI-P, yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan," terang Hasto.
Terkait pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya, semua kader PDI-P patuh kepada keputusan Ketua Umum Partai, Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin yang diberi amanat partai untuk mengambil keputusan.
Nama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya sampai hari ini belum diumumkan PDI-P. Padahal masa pendaftaran pasangan calon kepala daerah di KPU kurang 5 hari lagi.
Sementara itu, 8 partai yakni PKS, PKB, PPP, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, dan Partai Gerindra sudah memastikan mendukung mantan Kapolda Jatim Machfud Arifin di Pilkada Surabaya.
Ada 19 nama yang mendaftar ke PDI-P Jawa Timur sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya di Pilkada Surabaya 2020.
Baca Juga: Putra Tri Rismaharini Ungkap Tokoh yang Cocok Gantikan Ibunya di Surabaya, Siapa Dia?
Ke-19 nama pendaftar tersebut, yakni Dyah Katarina (anggota DPRD Surabaya), Armuji (anggota DPRD Jatim), Anugerah Ariyadi (mantan anggota DPRD Surabaya), Mega Djadja Agustjandra (pengusaha), Sutjipto Joe Angga (pengusaha), dan Chrisman Hadi (seniman).
Selanjutnya, Sri Setyo Pertiwi (pengusaha), Laksda TNI (Purn) Untung Suropati, Fandi Utomo (mantan anggota DPR RI), Warsito (mantan anggota DPRD Surabaya), Gunawan (pengusaha), Dwi Astutik (Muslimat NU), serta Haries Purwoko (pengusaha).
Kemudian ada Lia Istifhama (fatayat NU), Achmad Wahyuddin (pengusaha), Whisnu Sakti Buana (wakil wali kota Surabaya), Ony Setiawan (aktivis), Edy Tarmidy (politisi PDI-P), dan Ahmad Nawardi (anggota DPD).
Baca Juga: Wali Kota Risma Bantah Anaknya Maju Pilwali Surabaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.