JAKARTA, KOMPAS.TV- Pakaian bekas (second) atau yang populer disebut sebagai baju thrifting menjadi tren fesyen yang memiliki banyak penggemar. Selain harga yang terjangkau, tren ini dianggap lebih ramah lingkungan dan mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Apalagi, banyak pakaian thrifting berasal dari merek ternama dengan kualitas bahan yang masih sangat layak pakai. Namun, di balik daya tarik tersebut, ada risiko kesehatan yang sering kali terabaikan.
Sebelum Anda membeli dan mengenakan pakaian thrifting, penting untuk mengetahui potensi penyakit kulit menular yang bisa saja tersembunyi di balik kain bekas tersebut. Melansir laman WebMD, berikut beberapa risiko penyakit kulit yang dapat menular dari baju thrifting.
Baca Juga: Dampak Banjir, Balita di Desa Pengayuan Banjarbaru Terserang Penyakit Kulit
1. Kudis (Scabies)
Kudis disebabkan oleh tungau kecil yang disebut Sarcoptes scabiei. Tungau ini dapat hidup pada pakaian dan kain hingga beberapa hari.
Penularan kudis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui baju dan kain yang telah terkontaminasi. Gejala kudis termasuk gatal yang intens, terutama di malam hari, serta ruam berbintik merah dan benjolan kecil.
2. Infeksi Bakteri
Beberapa infeksi bakteri seperti impetigo dapat ditularkan melalui pakaian. Impetigo disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan luka yang berisi cairan, yang kemudian membentuk kerak.
Bakteri ini dapat bertahan pada kain dan menular melalui kontak dengan pakaian yang terkontaminasi.
3. Pedikulosis (Kutu)
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.