Kompas TV lifestyle kesehatan

Dokter Ungkap Anak Usia 1-3 Tahun yang Sering Terpapar Layar Gawai Berisiko Alami Autisme Virtual

Kompas.tv - 16 April 2025, 08:14 WIB
dokter-ungkap-anak-usia-1-3-tahun-yang-sering-terpapar-layar-gawai-berisiko-alami-autisme-virtual
Ilustrasi seorang bayi di bawah lima tahun tengah menggunakan gadget. (Sumber: Foto by Nils Huenerfuerst on Unsplash)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter spesialis anak subspesialis neurologi, dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K), M.Med, menyatakan bahwa anak berusia 1 hingga 3 tahun yang terlalu sering terpapar layar gawai berisiko mengalami kondisi autisme virtual.

"Ini istilah betulan yang ada di literatur, pola perilakunya mirip autisme," ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (15/4/2025).

Amanda menjelaskan autisme virtual adalah kondisi di mana anak menunjukkan gejala seperti gangguan komunikasi sosial, perilaku repetitif, dan ekspresi wajah yang tidak sesuai.

Ia menyebut bahwa anak yang terpapar gawai secara berlebihan bisa mengalami kekurangan stimulasi sosial.

Baca Juga: Polisi Tangkap Dokter Kandungan yang Diduga Lecehkan Pasiennya di Garut

"Dia bisa menunjukkan perilaku autisme kalau misalnya dipanggil tidak merespon, kontak matanya kurang, ekspresi wajah kurang atau tidak sesuai. Itu karena kurang atau salah stimulasi," ujar Amanda.

Amanda menambahkan bahwa gejala pada anak dengan autisme virtual dapat membaik secara cepat ketika paparan gawai dikurangi. Anak dapat kembali menunjukkan kontak mata dan respons sosial yang sesuai.

Autisme Virtual Berbeda dengan Autisme

Amanda menjelaskan bahwa autisme virtual berbeda dengan gangguan spektrum autisme (GSA). Anak dengan autisme tetap memperlihatkan ciri-ciri autistik meskipun penggunaan gawai dihentikan. Amanda menyebut bahwa autisme memiliki komponen genetik yang kuat.

"Perilaku autistik masih akan tetap ada walau gawai itu sebagai faktor lingkungan, bukan sebagai modifier (pengubah)," ujar Amanda.

Baca Juga: [FULL] Update Proses Hukum Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter Kandungan di Garut: Pelaku di Mana?

Amanda mengatakan bahwa anak dengan autisme memiliki preferensi terhadap aktivitas berulang yang juga terdapat dalam konten di perangkat gawai.

Selain itu, dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga menyatakan bahwa faktor genetik berperan penting dalam terjadinya autisme.

Ia menjelaskan bahwa seorang anak memiliki risiko sembilan kali lebih tinggi untuk mengalami autisme jika memiliki saudara kandung dengan kondisi serupa.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x