JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah restoran di China Selatan mendadak viral berkat menu nyeleneh yang tak biasa yakni tusuk sate tanpa isi. Uniknya meski tusuk sate itu tanpa ada potongan-potongan daging, sayur atau makanan apa pun, tapi tetap dibumbui layaknya hidangan barbekyu dengan cara menikmatinya hanya dijilati bumbu yang menempel.
Ide unik ini sukses menarik perhatian warganet dan pecinta kuliner, khususnya mereka yang sedang diet tapi masih ingin "ngemil".
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), tusuk sate tanpa isi yang ditawarkan ini hanyalah 50 batang bambu kecil yang dilumuri bumbu rempah seperti cabai merah dan daun bawang, kemudian dipanggang ringan.
Baca Juga: 13 Oleh-Oleh Legendaris dari Padang Saat Mudik Lebaran Beserta Tempat Belinya
Harganya? Cuma 10 yuan atau sekitar Rp22.500 per porsi.
Uniknya, pelanggan tidak memakan apapun. Kedengarannya aneh, tapi rupanya laris manis, terutama di kalangan wanita yang ingin ngemil malam tanpa merasa bersalah.
Filosofi Kuliner "Zero Calorie"
Sang pemilik, seorang koki bernama Ma dari Provinsi Hunan, mengungkapkan idenya lahir dari keinginan menciptakan camilan yang benar-benar rendah kalori.
"Saya ingin pelanggan menikmati rasa tanpa beban. Nikmatnya tetap ada, tapi tanpa tambahan berat badan," ujar Ma.
Ia menyebutkan, tusuk sate berbumbu ini dirancang khusus untuk orang-orang yang sedang menjaga asupan kalori namun tetap ingin merasakan sensasi makan BBQ.
Sejak diluncurkan, lebih dari 100 porsi terjual setiap hari, dan jumlah pengunjung meningkat hingga 30 persen. Tak hanya itu, restoran Ma kini dikenal sebagai pionir "snack minimalis" yang efisien tapi tetap lezat.
Baca Juga: 10 Oleh-Oleh Khas Puncak Bogor yang Wajib Dibawa Pulang
Namun, tak sedikit warganet yang skeptis, mempertanyakan apakah tusuk sate itu benar-benar baru atau bekas pakai.
Menanggapi hal tersebut, Ma menegaskan bahwa semua tusuk sate yang digunakan adalah produk sekali pakai dan telah melalui proses higienis.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : South China Morning Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.