Kompas TV lifestyle kesehatan

Hati-Hati Menyantap Gorengan saat Berbuka, Gampang Batuk hingga Penyakit Metabolik

Kompas.tv - 1 Maret 2025, 04:00 WIB
hati-hati-menyantap-gorengan-saat-berbuka-gampang-batuk-hingga-penyakit-metabolik
Ilustrasi berburu takjil. Penjual gorengan tengah menjajakan barang dagangannya kepada pembeli (Sumber: Arab News)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menyantap makanan gorengan seperti bakwan, risol, hingga martabak telor pasti menjadi buruan kala waktu berbuka puasa. Namun, setiap hari menyantap gorengan beresiko tinggi menyebabkan iritasi pada tenggorokan, hasilnya jadi  gampang  batuk.

Konsumsi gorengan setiap hari juga tidak dianjurkan jika punya target menurunkan berat badan selama bulan puasa. Ini karena kandungan kalorinya yang tinggi.

"Kalau mau menurunkan berat badan, jangan konsumsi gorengan setiap hari. Kita juga harus tahu kalau batasan konsumsi minyak yang dianjurkan hanya lima  sendok setiap harinya. Buat menggoreng ayam saja sudah habis jatahnya," papar dr.Mulianah Daya M.Gizi Sp.GK dari RS St.Carolus Serpong Tangerang Selatan, seperti mengutip Kompas.com, Jumat (28/2/2025).

Baca Juga: Sedih dan Pasrah, 10.000 Pekerja Sritex DiPHK Sehari Seb, lum Puasa

Ia menjelaskan, minyak yang ada di dalam menu gorengan harus diwaspadai karena merupakan lemak jenuh.

"Masalahnya lemak yang ada dalam gorengan bukan lemak biasa, tapi lemak jenuh. Bukan cuma bisa menyebabkan kenaikan berat badan tapi juga menumpuk sel-sel lemak dan ini efeknya ke mana-mana, salah satunya ke metabolisme," bebernya.

Dampaknya adalah kita beresiko tinggi mengalami penyakit metabolik, yaitu gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan tubuh tidak bisa memproses makanan menjadi energi dengan baik. Jenis penyakit ini antara lain obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung dan pembuluh darah.

Selain itu, gorengan juga memiliki kalori yang tinggi sehingga dibutuhkan waktu olahraga yang panjang untuk mencegahnya menumpuk di dalam tubuh.

Untuk itu, dr.Mulianah menyarankan untuk mengatur konsumsi gorengan jika kita ingin menurunkan berat badan.

"Kalau mau mengurangi berat badan enggak akan kekejar, tapi kalau hanya untuk menjaga berat badan masih bisa. Tapi, tetap saja akan ada akumulasi kalau konsumsinya berlebihan. Jadi meski berat badan kita normal tapi pas dicek kadar lemaknya tinggi bukan cuma karena apa yang kita makan sehari dua hari, tapi karena akumulasi kebiasaan pola makan," ujarnya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Sabtu Besok, BMKG: Cerah Mendominasi Awal Puasa Ramadan

Jika sulit menghindari gorengan, dr.Mulianah merekomendasikan untuk memilih salah satu waktu makan dengan menu gorengan.

Misalnya, hanya satu buah saja di jam buka puasa, sedangkan saat sahur pilih menu yang ditumis atau direbus.

Sebagai pengganti gorengan, ia menyarankan menu takjil yang bisa mengembalikan kadar glukosa dengan cepat namun kalorinya tidak terlalu tinggi. Misalnya saja es buah yang berisikan buah potong, kolang kaling, dan air kelapa.

"Es buahnya tidak perlu ditambahkan gula atau kental manis. Rasa manisnya bisa berasal dari buah-buahan saja. Takjil seperti ini bisa dengan cepat mengembalikan glukosa, tapi tidak membuat lonjakan gula darah seperti halnya teh manis atau menu manis lainnya. Kalorinya juga terjaga," katanya.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x