Kompas TV lifestyle kesehatan

Waspadai 6 Tanda Tubuh Miliki Hormon Stres Tinggi, Cemas Berlebihan hingga Kelelahan Ekstrem

Kompas.tv - 28 Januari 2025, 04:15 WIB
waspadai-6-tanda-tubuh-miliki-hormon-stres-tinggi-cemas-berlebihan-hingga-kelelahan-ekstrem
Ilustrasi. Kenaikan berat badan. (Sumber: Jcomp on Freepik)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kortisol adalah hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, yaitu kelenjar kecil yang terletak di atas ginjal, saat tubuh mengalami stres. Hormon ini memainkan peran utama dalam mengatasi stres jangka pendek.

Hormon kortisol dapat membantu tubuh dalam menanggapi stres dan mempertahankan keseimbangan energi. Hormon ini juga dapat memengaruhi banyak proses fisiologis dalam tubuh, termasuk metabolisme, regulasi tekanan darah, sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan tidur.

Meski begitu, kadar kortisol yang terlalu tinggi dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Dikutip dari laman Health, berikut beberapa tanda kortisol terlalu tinggi dalam tubuh.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dapat Menurunkan Hormon Kortisol dalam Tubuh, Ada Apa Saja ya?

1. Berat badan naik drastis

Kadar hormon kortisol terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah kenaikan berat badan yang drastis. Pasalnya, hormon ini juga dapat meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan yang tinggi gula dan lemak. 

Makanan-makanan ini memberikan energi cepat, namun juga berkontribusi pada penumpukan lemak. Hormon stres ini juga mendorong perubahan metabolisme tubuh, di mana tubuh cenderung menyimpan energi dalam bentuk lemak, terutama di area perut. 

Hal ini adalah mekanisme tubuh untuk menghadapi situasi stres, di mana tubuh merasa perlu menyimpan cadangan energi. Kortisol juga memengaruhi cara tubuh mendistribusikan lemak. 

Hormon ini mendorong tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak di area perut, wajah, dan leher, daripada di bagian tubuh lainnya.

2. Perubahan suasana hati 

Tanda kortisol terlalu tinggi dalam tubuh selanjutnya adalah perubahan suasana hati dengan cepat. Pasalnya, hormon ini dapat memengaruhi produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin. 

Neurotransmitter berperan penting dalam mengatur suasana hati. Ketika kadar serotonin dan dopamin menurun akibat stres berkepanjangan, kita cenderung merasa sedih, cemas, atau mudah marah.

Hormon stres yang terlalu tinggi dalam jangka panjang juga memengaruhi pola tidur. Pola tidur yang buruk dan kurang tidur dapat memperburuk suasana hati.

3. Menimbulkan kecemasan




Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x