Kompas TV lifestyle tren

Muhammadiyah Tetapkan Puasa Ramadan Jatuh pada 1 Maret 2025, Bagaimana dengan Pemerintah?

Kompas.tv - 8 Januari 2025, 05:30 WIB
muhammadiyah-tetapkan-puasa-ramadan-jatuh-pada-1-maret-2025-bagaimana-dengan-pemerintah
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menetapkan awal puasa Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 (Sumber: Freepik)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menetapkan awal puasa Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Sementara, untuk Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.

Hal itu dapat dilihat pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah diluncurkan Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 Hijiriah lalu seperti mengutip dalam laman resminya di Suara Muhammadiyah.

Menariknya, kalender Hijriah terbitan Kementerian Agama (Kemenag) juga menunjukkan potensi awal Ramadan pada tanggal yang sama, yaitu 1 Maret 2025. Meski demikian, Keputusan Pemerintah, tetap mesti melalui mekanisme Sidang Isbat.

Hal ini membuka peluang bahwa awal Ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah berpotensi serentak tahun ini.

Baca Juga: Jadwal Awal Puasa Ramadan 2025 NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah

Mengapa Muhammadiyah Memillih KHGT?

Muhammadiyah telah menerapkan KHGT untuk menggantikan kriteria wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Hijriah di penanggalan Islam. Konsep KHGT ini digunakan Muhammadiyah dengan mengadopsi ‘Kriteria Turki 2016’ atau hasil forum Muktamar Kalender Islam Global yang digelar di Turki pada tahun 2016.

Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Prof Syamsul Anwar, KHGT penting diimplementasikan untuk menyatukan penanggalan umat Islam di seluruh dunia. Kalender ini dirancang agar satu hari memiliki tanggal yang sama di seluruh dunia, sehingga mengakhiri perbedaan dalam penentuan awal bulan hijriah.

“KHGT adalah upaya mutakhir umat Islam untuk menyatukan penanggalan mereka. Dengan kalender ini, tanggal baru Hijriah jatuh pada hari yang sama di seluruh dunia,” kata Syamsul.

Sebagai contoh, 1 Syawal 1548 H, yang diperkirakan jatuh pada Jumat, 17 Maret 2124 M, akan dirayakan serentak di Ohio (Amerika Serikat), dan Sydney (Australia). Namun, jika menggunakan kalender lokal, perbedaan tetap terjadi. Misalnya, menurut kalender Kemenag di Indonesia, 1 Syawal jatuh pada 18 Maret 2124 M, satu hari setelah KHGT.

Menurut Syamsul, parameter KHGT mengadopsi konsensus internasional yang disepakati dalam Kongres Penyatuan Kalender Hijriah di Istanbul pada 2016. Beberapa parameter utama KHGT adalah seluruh bumi sebagai satu matlak (zona waktu), ketinggian bulan minimal 5°, dan elongasi 8° sebelum pukul 00:00 UTC. Dengan standar ini, KHGT dianggap lebih universal dibandingkan kalender berbasis lokal.

Baca Juga: Menag Godok Wacana Libur Sekolah Selama 1 Bulan Saat Puasa Ramadan

Menyatukan Hari Ibadah

Syamsul menjelaskan, KHGT sangat penting untuk menyatukan hari-hari ibadah umat Islam, terutama yang lintas kawasan seperti puasa Arafah. “Puasa Arafah sering kali tidak bertepatan dengan waktu wukuf di Arafah karena perbedaan kalender. KHGT dapat menyelesaikan persoalan ini,” ujarnya.

Muhammadiyah telah mendukung penerapan KHGT melalui keputusan Muktamar Ke-47 di Makassar pada 2015 dan ditegaskan kembali dalam Muktamar Ke-48 di Surakarta pada 2022.

Dalam keputusan tersebut, Muhammadiyah berkomitmen mendukung sistem kalender internasional yang unifikatif untuk menyatukan hari-hari ibadah.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x