JAKARTA, KOMPAS.TV - Karena ketidaktahuan, sebagian orang ada yang berhenti mengonsumsi antibiotik setelah merasa sembuh, meski dosis belum habis sepenuhnya.
Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), Induk Pusat Mozes Wambrauw Simbiak menegaskan, kebiasaan itu dapat berdampak serius bagi kesehatan, sehingga berkontribusi pada resistensi antibiotik.
Ia menjelaskan, antibiotik dirancang untuk bekerja secara bertahap, dengan membunuh bakteri penyebab infeksi sekaligus mencegahnya berkembang biak.
Baca Juga: 49 Adegan Diperagakan Dalam Rekonstruksi Kasus Pelecehan Seksual Pria Difabel
Ketika antibiotik tidak habis dikonsumsi, lanjut Mozes, bakteri yang belum sepenuhnya mati memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang menjadi lebih kuat. Ini dapat disebut dengan resistensi antibiotik.
“Resistensi itu menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap pengobatan sehingga infeksi di masa depan akan sulit untuk ditangani,” ujar Mozes dalam siaran persnya, Rabu (11/12/2024).
Ia juga mengingatkan, gejala yang hilang setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik, bukan berarti infeksi yang terjadi telah sepenuhnya teratasi.
“Antibiotik bekerja di level mikroskopis. Jadi meskipun gejalanya sudah mereda, masih ada bakteri yang mungkin aktif di tubuh. Maka dari itu, mengapa penting untuk menghabiskan dosis yang diresepkan apotek atau dokter,” jelas Mozes.
Menurutnya, dalam praktik pada resistensi antibiotik telah menjadi ancaman kesehatan global.
Beberapa jenis bakteri, seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli semakin sulit diobati karena kebiasaan penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Pelecehan Seksual Pria Disabilitas, Ini Adegan Yang Diakui dan Dibantah Tersangka
“Jika resistensi tersebut terus meluas, maka manusia bisa menghadapi era infeksi sederhana pun sulit diobati,” tambah Mozes.
Mozes juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat tentang cara penggunaan antibiotik yang benar.
Dengan menyarankan masyarakat selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum memutuskan berhenti mengonsumsi obat.
“Tidak boleh ada inisiatif sendiri dalam penggunaan antibiotik, termasuk menghentikan atau memberikan obat kepada orang lain,” tutur Mozes.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.