JAKARTA, KOMPAS.TV- Tidak hanya tren FOMO (fear of missing out), tren JOMO alias joy of missing out juga akan semakin diminati masyarakat. Kebalikan dari FOMO, JOMO akan membuat seseorang merasa senang saat tak perlu harus mengikuti segala hal yang sedang naik daun.
JOMO diyakini dapat memberikan dampak baik bagi kesehatan mental seseorang, tidak seperti FOMO yang dapat memberikan efek negatif. Kebiasaan ini tentunya menjadi solusi dari masalah FOMO yang kerap dirasakan masyarakat saat ini.
Melansir Cleveland Clinic, JOMO adalah konsep untuk menemukan kesenangan dan kepuasan, memilih untuk melewatkan suatu aktivitas, dan memprioritaskan pada perawatan diri. Konsep ini membantu melatih kita untuk bisa memilih sesuatu yang ingin diikuti, bukan memilih apa yang membuat kita merasa tidak nyaman.
Baca Juga: Apa Itu Fenomena FOMO yang Terjadi di Lingkungan Remaja dan Gen Z?
Dalam sebuah studi mengungkapkan, JOMO dapat menjadi pilihan konsep yang lebih baik karena dapat memberikan rasa nyaman dan menjaga diri dari sesuatu yang tidak diinginkan. Konsep JOMO dapat dilakukan dengan melepaskan diri dari semua media, mulai merawat diri, terhubung kembali dengan momen yang tengah dilakukan, dan belajar mencoba menghargai kedamaian dan kesendirian.
Kebiasaan yang mampu ubah FOMO jadi JOMO
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah kebiasaan dari FOMO menjadi JOMO.
1. Kurangi waktu berselancar di media sosial
Media sosial dirancang untuk membuat kita terus kembali dan terlibat. Notifikasi, update terus-menerus, dan konten menarik lainnya dapat memicu FOMO dan membuat kita merasa harus terus terhubung.
Dengan mengurangi waktu di media sosial, kita memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif.
2. Atur aktivitas harian
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.