JAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan mengenai kasus cuci darah pada anak yang menjadi perhatian. Terlebih, berita ini mengemuka karena pasien cuci darah anak-anak disebut membludak.
Namun faktanya tidak demikian.
"Kami di rumah sakit tidak mengalami lonjakan (kasus cuci darah pada anak), tapi kalau dilihat angkanya pasien kami cukup banyak," ujar dokter spesialis anak RSCM, Dr. dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) dalam video live Instagram mengutip Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Eka menyebutkan, anak yang melakukan dialisis secara rutin di RSCM ada sekitar 60 pasien. Namun, tidak semuanya hemodialisis.
Baca Juga: Bagaimana Kanker Ginjal Bisa Menyebar seperti Dialami Vidi Aldiano? Ini Penjelasannnya
Dialisis adalah prosedur yang menggantikan beberapa fungsi ginjal ketika sudah tidak berfungsi normal atau rusak.
"Dialisis itu ada yang hemodialisis dengan mesin (sering disebut cuci darah). Ada juga yang dialisis dengan perut, jadi mereka tidak datang ke rumah sakit setiap minggu, tetapi hanya kontrol per bulan," terangnya.
"Itu memang jumlah yang cukup banyak untuk satu rumah sakit, apalagi tidak dijumpai di rumah sakit lain," ucapnya.
Eka menekankan bahwa RSCM memiliki pasien cuci darah pada anak yang banyak karena rumah sakit ini adalah rumah sakit rujukan dan pengampu uronefrologi di Indonesia.
"Jadi, banyak kami mendapatkan rujukan dari luar Jakarta, bahkan dari luar Pulau Jawa yang datang ke sini," ucapnya.
Di lain kesempatan, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan bahwa cuci darah atau hemodialisis pada anak sebenarnya bukanlah fenomena yang terjadi baru-baru ini.
"Jadi, sebetulnya kasus cuci darah pada anak ini memang sudah biasa dilakukan dan sudah sering terjadi," kata Piprim mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.
Ada banyak pasien anak cuci darah di RSCM, ia menjelaskan bahwa itu karena di rumah sakit tersebut memiliki unit dialisis khusus anak-anak. Sementara, rumah sakit lain di Indonesia belum ada yang menyediakan fasilitas dialisis khusus anak.
Baca Juga: Waspada Gagal Ginjal Pada Anak, IDAI: Disebabkan Gaya Hidup dan Pola Makan Tidak Sehat
"Oleh karena itu, di unit khusus itu adalah pasien anak-anak yang mengalami gangguan ginjal terminal dan butuh dilakukan hemodialisis," ungkapnya.
Secara nasional, kasus gagal ginjal pada anak, yang mengakibatkan mereka harus cuci darah, tidak ada lonjakan.
"Secara nasional, tidak dilaporkan lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan sebagaimana tahun lalu ketika ada kasus keracunan (obat) EG dan DEG," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.