JAKARTA, KOMPAS.TV - Belajar dari tragedi kolapsnya atlet bulu tangkis China, Zhang Zhi Jie di Yogyakarta, dokter spesialis jantung ingatkan pentingnya automated external defibrillator atau AED, yaitu alat kejut listrik otomatis di tempat umum untuk mengatasi kondisi henti jantung.
Automated External Defibrillator (AED) adalah perangkat portabel yang berfungsi menganalisis irama jantung secara otomatis dan kemudian memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan.
Alat ini sering digunakan sebagai pertolongan pertama bagi seseorang yang mengalami henti jantung mendadak.
Baca Juga: Belajar dari Kematian Zhang Zhi Jie, Kenali Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung
AED ditujukan untuk digunakan dalam keadaan yang tidak terduga. Oleh sebab itu, AED sering disediakan di berbagai tempat umum seperti di bandara, kantor, sekolah, pusat perbelanjaan, maupun tempat umum lainnya.
Tenaga non-medis seperti pemadam kebakaran, pramugari, polisi maupun orang awam lainnya boleh menggunakan alat ini. Hal ini dikarenakan AED mudah digunakan karena dilengkapi dengan petunjuk suara yang memandu setiap penggunanya. Namun demikian, orang yang telah melalui pelatihan formal penggunaan AED dan resusitasi jantung paru (RJP) lebih dianjurkan untuk menggunakan alat ini.
"Henti jantung dapat terjadi apabila ditemukan gangguan aktivitas listrik jantung. Gangguan ini menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur dan semakin cepat (aritmia). Aritmia menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah secara efektif," beber dokter spesialis jantung dr. Ardi Iswara dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, mengutip laman Yankes Kemkes.
"Ketidakefektifan jantung dalam memompa darah sangat berpengaruh pada peluang hidup seseorang. Peluang hidup seseorang yang mengalami aritmia bisa menurun 7-10 persen setiap menitnya. Hal ini disebabkan oleh karena otak dan organ vital lainnya tidak memperoleh darah dan oksigen yang dibutuhkan.Oleh karena itu, tindakan sesegera mungkin harus dilakukan untuk mencegah kematian. Semakin cepat irama jantung dipulihkan, maka semakin kecil kerusakan permanen pada otak maupun organ vital lainnya," lanjut dr. Ardi.
Baca Juga: Informasi Terbaru Zhang Zhi Jie Atlet yang Meninggal saat Badminton Asia Championship 2024
Lakukan secara berkala sesuai arahan AED hingga bantuan medis tiba dan segera membawa pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.