JAKARTA, KOMPAS.TV - Dari segi medis, sunat atau khitan adalah operasi kecil atau minor yang dilakukan pada alat kelamin laki-laki.
Dilansir laman resmi RSUP Sardjito, Yogyakarta, sunat adalah proses pelepasan/pemotongan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis.
Beberapa agama mewajibkan laki-laki untuk disunat. Namun, sunat juga memiliki banyak manfaat kesehatan antara lain mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular, mengurangi risiko infeksi saluran kemih, menurunkan risiko kanker penis, dan mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan.
Lantas kapan usia yang tepat bagi anak untuk disunat?
Dokter Spesialis Bedah Anak Subspesialis Bedah Digestif Anak dr. Yessi Eldiyani, Sp. B. A., Subsp. D. A., (K) dari RS Medistra, Jakarta memberi penjelasan.
Menurutnya, dari sisi medis, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur khitan.
Baca Juga: Libur Sekolah, Balita Hingga Remaja Ikuti Sunatan Massal
"Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan dapat dilakukan kapan saja," ungkap dr Yessi, Senin (1/7/2024), seperti dilansir Tribunnews.com.
Menurutnya, saat ini semakin banyak orang tua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sejak dini, bahkan sebelum si kecil berusia 1 tahun.
Selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Dr Yessi mengungkapkan, manfaat yang didapat dari sunat yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan saat anak sudah memasuki usia sekolah.
Bedanya, penggunaan anestesi pada pasien bayi dapat lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang lebih besar.
Baca Juga: TNI AL Gelar Sunatan Massal & Donor Darah di Mako Lantamal 6 Makassar
Lalu, ketika masih bayi, si kecil belum terlalu banyak bergerak.
"Karena itu, proses penyembuhan pun dapat lebih cepat. Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama," tutupnya.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.