JAKARTA, KOMPAS.TV - Trombosit merupakan fragmen sel kecil tidak berwarna yang berada di dalam darah. Bagian ini bertugas untuk menghentikan atau mencegah pendarahan.
Turunnya jumlah trombosit dalam darah kerap dikaitkan dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Padahal, ada beberapa kondisi lainnya yang dapat menurunkan trombosit dalam darah.
Dilansir laman Mayo Clinic, kadar trombosit normal berkisar antara 150.000 hingga 400.000 keping per mikroliter darah.
Seseorang dikatakan memiliki kondisi trombosit turun apabila kadar trombositnya di bawah 150.000 keping per mikroliter darah.
Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Meningkatkan Trombosit dengan Cepat
Ketika jumlah trombosit turun di bawah 10.000 keping per mikroliter darah, seseorang dianggap mengalami trombositopenia parah.
Trombosit turun bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan, termasuk perdarahan dalam tubuh.
Berikut kondisi kesehatan yang dapat menurunkan trombosit dalam darah selain DBD.
Penyakit autoimun dapat menurunkan trombosit. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, termasuk trombosit.
Trombosit adalah sel darah yang membantu pembekuan darah. Ketika jumlah trombosit rendah, hal itu dapat menyebabkan memar dan pendarahan yang mudah.
Dalam beberapa kasus, trombositopenia autoimun (penurunan trombosit akibat penyakit autoimun) dapat menyebabkan pendarahan yang parah dan mengancam jiwa.
Anemia aplastik juga dapat menurunkan trombosit dalam darah. Pada anemia aplastik, sumsum tulang tidak menghasilkan cukup sel darah baru termasuk trombosit.
Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang mengancam jiwa, seperti pendarahan otak atau usus.
Sumber : Mayo Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.