JAKARTA, KOMPAS.TV- Melepas dahaga dan lapar setelah seharian berpuasa memang terasa menyenangkan. Tak heran, banyak orang tergoda untuk menyantap berbagai hidangan lezat dalam porsi besar saat berbuka puasa.
Namun, ternyata kebiasaan makan terlalu banyak dampak negatif bagi kesehatan. Tidak peduli perut merasa kenyang, ketika mulut masih bisa mengunyah Anda mungkin tidak akan berhenti makan makanan tersebut.
Melansir laman Healthline, kebiasaan ini dikenal dengan istilah overeating. Saat kebiasaan overeating berlanjut, kondisi kesehatan akan terganggu.
Baca Juga: Prabowo dan Titiek Soeharto Kompak Unggah Momen Buka Puasa Bersama Didit
Ada beberapa efek terlalu banyak makan yang bisa dialami, mulai dari mual hingga muntah. Risiko utama makan berlebihan juga dikaitkan dengan asupan kalori tinggi yang dapat meningkatkan risiko kesehatan secara keseluruhan.
Berikut ini beberapa bahaya makan berlebihan.
Bahaya makan berlebihan yang pertama adalah merusak sinyal lapar secara permanen. Ada dua hormon utama memengaruhi siklus rasa lapar dan kenyang.
Ghrelin untuk merangsang nafsu makan dan leptin untuk menekan nafsu makan (kenyang). Ketika Anda belum makan untuk sementara waktu, tingkat ghrelin meningkat.
Setelah Anda makan, kadar leptin memberi tahu tubuh bahwa sudah kenyang. Namun, makan berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu keseimbangan hormon tersebut.
Makan makanan tinggi lemak, garam, atau gula ketika dicerna akan melepaskan hormon perasaan baik, seperti dopamin. Nantinya, itu akan mengaktifkan pusat kesenangan di otak Anda.
Jika terlalu sering mengkonsumsinya, tubuh Anda mungkin mengasosiasikan sensasi kenikmatan dengan makanan tertentu itu saja, yang cenderung tinggi lemak dan kalori. Proses itu pada akhirnya dapat mengesampingkan rasa lapar, mendorong Anda untuk makan demi kesenangan.
Gangguan hormon-hormon ini dapat memicu siklus makan berlebihan yang terus-menerus.
Efek samping makan berlebihan selanjutnya adalah membuat tubuh menyimpan kalori ekstra sebagai lemak. Hal itu akan mengarah pada obesitas.
Namun, mengkonsumsi protein secara berlebihan tidak akan meningkatkan lemak tubuh karena cara metabolismenya. Kelebihan kalori dari karbohiidrat dan lemak jauh lebih rentan untuk meningkatkan lemak tubuh.
Untuk mencegah kelebihan lemak, disarankan mengkonsumsi protein tanpa lemak dan sayuran non-tepung, sebelum makan makanan tinggi berkarbohidrat dan lemak.
Sumber : Healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.