JAKARTA, KOMPAS.TV - Love bombing adalah istilah yang merujuk pada salah satu bentuk manipulasi emosional yang dilakukan dalam hubungan romantis.
Pelaku love bombing akan membanjiri pasangannya dengan perhatian, kasih sayang, dan hadiah secara berlebihan di awal hubungan.
Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa keterikatan yang kuat dan cepat, sehingga pasangan akan merasa sulit untuk meninggalkan hubungan tersebut.
Meski pelaku terkesan mau berkorban dan berusaha demi pasangan, love bombing perlu diwaspadai karena berisiko menyebabkan hubungan menjadi manipulatif dan tidak sehat.
Dikutip dari laman Verywell Mind, love bombing adalah tindakan yang berisiko menyebabkan kekerasan dalam hubungan (domestic abuse).
Tindakan kekerasan kerap dilakukan ketika terjadi konflik antarpasangan dalam suatu hubungan. Umumnya, pelaku love bombing akan memanipulasi pasangannya untuk memperoleh kesempatan kedua. Berikut bahaya love bombing untuk kesehatan mental.
Baca Juga: Krisis Kesehatan Mental Di Indonesia | NEWS OR HOAX
Perilaku love bombing dapat membuat korban merasa bingung dan ragu terhadap diri sendiri. Korban akan bertanya-tanya apakah perasaan mereka yang sebenarnya terhadap pasangannya adalah tulus atau hanya karena pengaruh love bombing.
Hal ini dapat menyebabkan korban merasa tidak percaya diri dan rendah diri.
Perilaku love bombing yang intens dapat menyebabkan korban merasa stres dan cemas. Mereka mungkin merasa terkekang dan tidak memiliki ruang pribadi.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan bahkan serangan panik.
Pelaku love bombing sering kali akan berusaha mengisolasi korban dari teman dan keluarga mereka. Hal ini dilakukan agar korban menjadi lebih bergantung pada pelaku.
Isolasi sosial dapat memperburuk kondisi kesehatan mental korban. Korban love bombing akan merasa kesepian dan tidak memiliki dukungan dari orang lain.
Love bombing dapat menciptakan ketergantungan emosional pada diri korban. Korban mungkin merasa sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pelaku.
Hal ini dapat membuat korban sulit untuk meninggalkan hubungan tersebut, bahkan ketika hubungan tersebut bersifat abusive.
Baca Juga: Akses Media Sosial Cukup 30 Menit Sehari Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya!
Pada akhirnya, love bombing dapat mengarah pada pelecehan emosional. Pelaku love bombing dapat menggunakan perilaku manipulatifnya untuk mengendalikan korban dan memenuhi kebutuhannya sendiri.
Hal ini dapat menyebabkan korban mengalami depresi, trauma, dan bahkan gangguan kepribadian.
Sumber : Verywell Mind
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.