JAKARTA, KOMPAS TV - Kementerian Kesehatan RI dan Yayasan Viva Anak Kanker Indonesia telah menyetujui kerja sama untuk meningkatkan perawatan bagi anak-anak yang menderita kanker.
Kerja sama ini secara resmi diteken melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta pada hari Senin (15/1/2024).
“Kita baru saja menyaksikan tanda tangan kerja sama antara Kemenkes dan Viva, organisasi nonprofit dunia yang akan membantu anak-anak Indonesia yang terkena kanker darah seperti limfoma dan leukemia,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, usai menyaksikan proses penandatanganan MoU
Menurut data WHO tahun 2021, kanker anak yang dapat disembuhkan di Indonesia kurang dari 30%. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah keterlambatan dalam diagnosis yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam mengenali gejala dini kanker anak.
Dampak dari keterlambatan diagnosis ini adalah pengobatan yang tidak optimal dan tingginya angka kematian pada kasus kanker anak di Indonesia.
Bapak Suwito, sebagai Ketua Pengurus Yayasan Viva Anak Kanker Indonesia (VIVA Indonesia), hadir dalam acara tersebut dan menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat perawatan anak-anak yang menderita kanker melalui pendekatan holistik, mencakup pengobatan medis, pendidikan, dan penelitian translasi.
Baca Juga: Ganjar Gundul, Donasi untuk Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Capai Rp280 Juta
Fokus awal dari kerja sama ini adalah pada jenis kanker Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL), yang merupakan jenis kanker yang paling umum ditemukan pada anak-anak.
“Merupakan tujuan utama dari VIVA Indonesia untuk menaikan angka kesembuhan dari kanker anak di Indonesia yang dimulai dengan ALL”, tambah Bapak Suwito.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menjelaskan bahwa pendidikan akan dilakukan melalui program pelatihan bagi dokter, perawat, apoteker, dan teknisi laboratorium Indonesia dalam bidang onkologi pediatri. Program ini dapat dilaksanakan baik di Indonesia maupun di luar negeri, yang akan dimulai di Singapura.
Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Bapak Suwito bahwa Yayasan Viva Anak Kanker Indonesia (VIVA Indonesia) telah merencanakan untuk melaksanakan program pendidikan awal dengan mengirimkan beberapa tenaga medis ke Singapura dalam waktu dekat.
Pengobatan medis akan difokuskan pada pengenalan dan peningkatan kapasitas dalam transplantasi sumsum tulang serta terapi sel dan gen. Langkah awal dalam pengembangan ini akan dimulai dengan menerapkan terapi sel CarT di Indonesia.
Sebagai bagian dari kerjasama ini, VIVA Indonesia akan membantu dalam koordinasi dengan pabrik peralatan yang menggunakan teknologi canggih seperti mesin CarT.
Baca Juga: Mendeteksi Gejala Kanker Anak Sejak Dini dengan Jurus 3D
Mesin ini memiliki kemampuan untuk mengobati kanker tertentu dengan mengubah limfosit T atau sel T menjadi mesin pelawan kanker yang lebih efisien. Alat ini nantinya akan dipinjamkan ke Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Bapak Suwito juga berharap bahwa Memorandum of Understanding (MOU) ini akan menjadi pendorong perubahan transformatif dalam penanganan anak-anak yang menderita kanker di Indonesia.
Hal ini diharapkan akan memberdayakan kita untuk menjelajahi ide-ide baru, menerapkan protokol terbaik, dan mengembangkan Kelompok Studi Indonesia yang akan dipimpin oleh Rumah Sakit Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional.
Melalui Memorandum of Understanding (MoU) ini, Kementerian Kesehatan dan Yayasan Viva Anak Kanker Indonesia meyakini bahwa kolaborasi ini akan menjadi awal dari era baru peningkatan tingkat kesembuhan anak-anak yang menderita kanker di Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.