JAKARTA, KOMPAS.TV- Asbes adalah bahan bangunan yang kerap digunakan sebagai atap rumah. Atap asbes dianggap lebih mudah dipasang, selain itu juga relatif murah.
Asbes dianggap kuat dan tahan terhadap panas, listrik, korosi, api, hingga bahan kimia. Namun rupanya penggunaan asbes sebagai atap bangunan, terutama rumah sudah dilarang oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Melansir laman National Institutes of Health, asbes dianggap berbahaya karena memiliki serat yang sangat kecil dan tipis, sehingga tak bisa dilihat oleh mata telanjang. Ketika asbes rusak, serat mikroskopis ini akan berterbangan di udara dan bisa bertahan hingga berhari-hari.
Baca Juga: 7 Tahun Tinggal Beratap Asbes Dan Dinding Terpal
Serat asbes dapat terhirup oleh manusia dan asuk ke saluran pernapasan hingga ke dalam paru-paru. Serat asbes yang menempel di jaringan paru-paru inilah yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya.
Memang tidak semua orang yang terpapar asbes akan mengalami penyakit berbahaya. Namun, paparan asbes tetap meningkatkan risiko terhadap penyakit-penyakit seperti asbestosis, mesothelioma, hingga kanker paru.
Dikutip dari laman Health and Safety Executive, berikut beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan oleh paparan asbes.
Debu asbes juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker paru-paru. Apabila debu asbes terhirup oleh tubuh, maka dalam jangka waktu yang panjang debu-debu tersebut akan mengalami pengendapan di bagian paru-paru.
Dalam kasus ini, debu akan mengendap di bagian bronkiolus atau dinding saluran pernapasan yang nantinya pada stadium lanjut dapat menyebar ke organ tubuh yang lain.
Akibat paparan dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang cukup lama, debu asbes bisa bermanifestasi untuk menimbulkan mesothelioma, yaitu sejenis kanker yang menyerang bagian mesothelium. Bagian tersebut merupakan lapisan pelindung yang mengelilingi bagian perut, paru-paru, dada, dan organ internal tubuh lainnya.
Debu asbes dapat merusak DNA dari mesothelium tersebut, sehingga kondisi tersebut akan mengganggu pertumbuhan sel.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.