JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah penyakit yang menyerang manusia disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi, misalnya diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonella atau Escherichia coli.
Umumnya, dokter akan meresepkan obat antibiotik bagi penderita penyakit akibat infeksi bakteri.
Saat diberi resep antibiotik, pasien harus menghabiskannya sesuai anjuran dokter.
Sebab, bakteri bisa menjadi semakin kebal dan menyebabkan penyakit yang sama akan semakin sulit sembuh atau disebut dengan resistensi antibiotik.
Baca Juga: Hindari 5 Kebiasaan Sarapan yang Buruk Ini untuk Cegah Penuaan Dini
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), antibiotik adalah obat yang hanya diresepkan untuk melawan bakteri.
Obat ini bekerja dengan dua cara, yaitu membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhan bakteri.
Antibiotik tidak mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti flu biasa atau flu) atau jamur (seperti kutu air atau kadas).
Resistensi antibiotika terjadi saat bakteri tidak mati ketika seseorang meminum antibiotik.
Adanya resistensi antibiotika, kata pihak Kemenkes, menyebabkan penurunan kemampuan antibiotik tersebut dalam mengobati infeksi penyakit pada manusia.
Penggunaan antibiotik yang tepat dan bijak akan mengurangi tingkat resistensi.
Saat mengonsumsi antibiotik, seseorang harus memperhatikan waktu, frekuensi dan lama pemberian.
Aturan minum antibiotik yang benar adalah dengan membagi waktu 1 hari (24 jam) dengan berapa kali antibiotik harus digunakan dalam sehari.
Baca Juga: Lakukan Ini, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2 untuk Anak dan Remaja Tanpa Pengobatan
Berikut ini beberapa penggunaan antibiotik yang tepat:
Berikut beberapa cara pemakaian obat antibiotik yang baik dan tepat untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik :
Selalu ikuti anjuran dokter saat meminum antibiotik agar efektif menyembuhkan penyakit yang menyerang kita.
Sumber : Kompas TV, Kemenkes RI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.