Kompas TV lifestyle kesehatan

Mengenal Apa Itu Sleep Apnea yang Diidap Presiden AS Joe Biden

Kompas.tv - 21 Agustus 2023, 22:30 WIB
mengenal-apa-itu-sleep-apnea-yang-diidap-presiden-as-joe-biden
Presiden AS, Joe Biden saat berbicara di Gedung Putin pada 12 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan jika ia didiagnosis menderita sleep apnea. Hal ini membuat dirinya harus menggunakan alat CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure.

Dikutip dari laman Kompas.com, juru bicara Gedung Putih telah mengonfirmasi kepala negara berusia 80 tahun itu telah menggunakan alat CPAP selama beberapa pekan belakangan. Alat CPAP berbentuk seperti masker yang diikat dengan tali yang dipasang di kepala.

Lalu apa itu sleep apnea yang diderita Presiden Joe Biden?

Melansir laman juke.kedokteran.unila.ac.id, sleep apnea adalah gangguan yang terjadi saat pernapasan berhenti dan mulai secara tidak sengaja saat tidur. Ada dua tipe sleep apnea, yakni sleep apnea sentral dan sleep apnea obstruktif. 

Baca Juga: Pengalaman Selebriti Pandji Pragiwaksono Sembuh dari Gangguan Tidur "Sleep Apnea" | AYO SEHAT

Sleep apnea obstruktif terjadi ketika ada masalah anatomis dan fungsional dengan saluran udara. Dampaknya dapat mengurangi atau menghentikan sementara aliran udara selama tidur. 

Sleep apnea obstruktif dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah. Bahkan seiring waktu, sleep apnea dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan gula darah, sehingga membuat orang berisiko terkena masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.

Sementara itu, sleep apnea sentral terjadi karena otak tidak mengirimkan sinyal untuk memberi tahu tubuh agar bernapas. Gejala sleep apnea di malam hari termasuk mendengkur, terengah-engah, dan sering terbangun karena gangguan pernapasan. 


Sedangkan di siang hari, keluhan penderita sleep apnea adalah mengantuk, kelelahan dan sulit konsentrasi. Pada pasien muda, sleep apnea muncul secara berbeda dan lebih sering disebabkan oleh kelainan anatomi seperti amandel yang membesar atau rahang yang kecil.

Sleep apnea umumnya terjadi pada orang dengan usia 50 tahun ke atas. Sebab, seiring bertambahnya usia, otot-otot melemah termasuk di langit-langit lunak dan leher.

Jika tidak diobati, sleep apnea obstruktif dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, depresi, hingga kematian dini. Kondisi ini juga yang kerap kali mengganggu kemampuan tubuh untuk mendapatkan siklus tidur yang tuntas. 

Imbasnya, orang dengan sleep apnea mungkin mengalami rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, dengkuran yang keras dan parau, bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan, dan sakit kepala di pagi hari. Pada beberapa kondisi, sleep apnea yang ringan dapat dicoba diatasi dengan terapi posisi. 

Dengan terapi posisi, seseorang tidur dengan posisi miring, bukan telentang. Tujuannya agar aliran jalan napas bisa ditingkatkan kembali dan dengkuran bisa berkurang.

Baca Juga: Apakah Pasien Covid-19 Beresiko Terserang Gangguan Tidur "Sleep Apnea"? | AYO SEHAT 

Pada tingkatan lebih lanjut, pasien penderita sleep apnea harus menggunakan alat CPAP. Alat CPAP adalah perangkat medis yang meniupkan udara melalui masker ke saluran udara agar tidak gagal berfungsi saat tidur, sehingga penderita sleep apnea obstruktif dapat bernapas dengan baik. 

Alat CPAP menyasar penyempitan tenggorokan yang menyebabkan gangguan pernapasan. Hingga saat ini, penggunaan alat CPAP dianggap menjadi solusi paling tepat bagi penderita sleep apnea.

 

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x