YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Penyakit rheumatoid arthritis atau biasa dikenal sebagai rematik adalah penyakit yang cukup umum dikenal di Indonesia. Rematik adalah kondisi autoimun sekaligus penyakit peradangan.
Walaupun identik dengan usia tua, rematik juga bisa terjadi pada anak muda dan tidak bisa disembuhkan. Meskipun demikian, gejala penyakit rematik dapat dikontrol.
Rematik terjadi karena sistem imun pada tubuh penderita secara keliru menyerang sel-sel sehat pada tubuh. Serangan sistem ini menimbulkan peradangan yang berpengaruh di bagian-bagian tubuh tertentu.
Umumnya, penyakit rematik menyerang persendian. Penyakit rematik dapat menyebabkan rasa sakit kronis, kekakuan, dan kelelahan.
Baca Juga: Dokter: Anak dengan Penyakit Jantung Rematik Sebaiknya Hindari Makanan Berglukosa Tinggi
Sendi yang terkena rematik umumnya di bagian lengan, pergelangan tangan, dan lutut. Namun, penyakit ini juga bisa menimbulkan masalah di organ-organ lain seperti paru-paru, jantung, dan mata.
Lalu, apa sajakah gejala dan faktor risiko rematik? Melansir paparan Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), berikut adalah gejala-gejala dan faktor risiko rheumatoid arthritis.
Ilmuwan telah mendeteksi sejumlah faktor yang mempengaruhi risiko seseorang terkena rheumathoid arthritis. Berikut adalah daftar faktor risiko penyakit rematik.
Walaupun bisa terjadi di segala usia, kemungkinan penyakit rematik meningkat seiring waktu. Statistik penderita rematik terbanyak adalah pada kelompok usia 60-an.
Perempuan kemungkinan menderita rematik dua hingga tiga kali lipat dibanding laki-laki.
Orang dengan gen tertentu lebih berpeluang terkena rematik. Gen-gen yang disebut genotipe kelas II human leukocyte antigen (HLA) ini juga dapat memperparah gejala rematik.
Berbagai studi menunjukkan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko rematik sekaligus berpotensi membuat gejalanya lebih parah.
Perempuan yang tidak pernah melahirkan sepanjang hidupnya memiliki risiko lebih besar terkena rematik.
Berbagai studi menunjukkan bahwa semakin berlebihan berat badan seseorang, risiko penyakit rematik pun semakin tinggi.
Eksposur faktor-faktor risiko rematik seperti kebiasaan merokok sejak kecil dapat meningkatkan risiko penyakit rematik di usia dewasa. Misalnya, seorang anak yang terpapar asap rokok orang tua sejak kecil menghadapi risiko rematik lebih tinggi pada usia dewasa.
Sementara itu, peneliti telah menemukan setidaknya satu faktor yang mengurangi risiko rematik. Ibu yang menyusui anaknya disebut memiliki risiko rematik yang lebih rendah.
Kendati tidak bisa disembuhkan secara total, penyakit rematik dapat dirawat untuk mengendalikan gejala dan mencegah efek merusak dari rheumatoid arthritis.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Klinefelter dan Gejalanya, Kondisi Pria Kelebihan Kromosom X
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.