JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Jerapah Sedunia diperingati pada tanggal 21 Juni setiap tahunnya. Peringatan ini ditetapkan oleh Giraffe Conservation Foundation (GCF)
Tujuannya adalah untuk memberitahu fakta-fakta terkait jerapah dan meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi hewan-hewan ini.
Hari Jerapah Sedunia berlangsung selama titik balik matahari musim panas di Belahan Bumi Utara dan titik balik matahari musim dingin di Belahan Bumi Selatan.
Bersamaan dengan merayakan jerapah, GCF menggunakan hari itu untuk mengumpulkan dana bagi konservasi populasi jerapah liar di seluruh dunia.
Manusia mencatat keberadaan jerapah pertama pada masa Mesir Kuno. Saat itu mereka menggunakan rambut ekor jerapah untuk menenun ikat pinggang dan perhiasan.
Selama bertahun-tahun, jerapah mulai muncul dalam tulisan-tulisan para pelancong di seluruh dunia, dari Yunani hingga China.
Baca Juga: Rupanya Begini Cara Tidur Jerapah| SINAU
Jerapah diperlakukan sebagai hewan peliharaan kerajaan yang berharga, melambangkan status pemiliknya.
Namun, jerapah juga tak lepas dari perburuan. Mereka sering kali digunakan untuk keperluan mode atau medis.
Perburuan dan perdagangan jerapah menyebabkan penurunan tajam populasi global jerapah pada abad ke-19 dan ke-20.
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam telah mengumumkan bahwa status Daftar Merah jerapah telah berubah dari 'paling tidak memprihatinkan' menjadi 'rentan' pada tahun 2016.
Melansir giraffeconservation.org, Rabu (21/6/2023), berikut fakta-fakta jerapah yang patut diketahui.
Sumber : National Today, giraffeconservation.org
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.