YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pakar kuliner, William Wongso membeberkan prinsipnya saat mengajari seseorang memasak. Salah satunya adalah bukan sesuai resep, melainkan selera.
Penjelasan Pak Wil, sapaan akrab William Wongso tersebut disampaikan di sela kegiatan Cooking Fun yang digelar oleh Sri Sasanti Restaurant, Yogyakarta, Minggu (8/5/2022).
“Prinsip kalau kita mengajar masak kayak gini, bukan sesuai resep tapi seuai dengan selera,” tuturnya.
“Jadi kita demo dulu, saya contohkan bikin sosis Solo, bumbu-bumbunya nggak digramin (ditimbang), karena nggak pakai resep.”
Kedua, lanjut Pak Wil, ia mengedukasi para peserta dengan memberikan pengetahuan tentang kuliner yang akan dimasak, termasuk sejarah masakan tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia mengedukasi peserta tentang selad Solo dan sosis Solo.
“Kita memberi pengetahuan tentang selad Solo, konon zaman dulu orang Belanda bikin steak, kan pakai saus dengan daging bagus,” imbuhnya.
Baca Juga: Ini Solusi William Wongso Jika Butuh Bahan Rempah Saat di Luar Negeri
Mungkin, lanjut dia, saat itu masyarakat yang tidak mampu beli daging berkualitas bagus menggantinya dengan daging tetelan dan dijadikan semur.
Pada kegiatan ini, ia memberikan wawasan baru agar menggunakan dagingnya steak, dan pengolahannya jangan seperti semur.
“Kita selalu mencoba memberikan wawasan baru dan aplikasi bahan.”
“Setiap bahan punya karakteristik sendiri, bagaimana pola memasaknya. Jangan sampai daging steak dimasak seperti semur, kan mubazir,” jelasnya.
Kegiatan semacam ini, menurut Pak Wil cukup penting. Sebab, yang kurang dari sebagian masyarakat saat ini adalah pola masak.
“Misalnya dikasih udang, masaknya seperti merebus daging. Dikasih ikan juga demikian. Jadi pola masak bumbu sudah enak, tapi kalau pola masaknya salah, sayang bahannya.”
Ia juga berpesan agar ibu-ibu yang sebelum pandemi jarang memasak di rumah, agar menggunakan bumbu jadi, sehingga lebih praktis.
Mereka bisa memilih sendiri kualitas yang terbaik menurut selera mereka.
“Bumbu jadi itu kan lebih praktis. Bayangkan, ibu-ibu yang sebelumnya tidak pernah memasak, kemudian harus melihat resep setiap memasak, kapan masaknya.”
“Sekarang kalau dengan bumbu jadi, tinggal belajar aplikasinya, cara masak, tinggal beli bahan segarnya saja,” imbuhnya.
Sementara, Rosalia Filani, Direktur Sri Sasanti Restaurant, menjelaskan, pihaknya sengaja memberi nama kegiatan itu dengan Cooking Fun.
“Kita nyebutnya bukan cooking class. Karena kalau cooking class kan kesannya sudah spanneng duluan ya, kalau cooking fun kan fun, rileks.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.