WASHINGTON, KOMPAS.TV- Siapa yang tak kenal dengan minuman boba. Hampir semua lapisan usia suka dengan boba, topping berwarna gelap dan kenyal yang terbuat dari tapioka ini.
Tapi di Amerika Serikat, ternyata tengah mengalami krisis boba yang berimbas pada terganggunya operasional bisnis bubble tea. Di Negeri Paman Sam, boba menjadi langka karena kurangnya bahan baku.
Oliver Yoon wakil presiden penjualan dan pemasaran global untuk Boba Direct yang menjadi pemasok berkata, kelangkaan terjadi selama berbulan-bulan karena masalah logistik di banyak industri. Menurutnya, terlalu banyak pengiriman dari Asia tetapi tidak ada cukup kapasitas untuk membawanya ke Amerika.
"Ada banyak peti kemas dalam jumlah besar dari luar negeri karena e-commerce, karena konsumen belanja, dan sayangnya, tidak cukup orang untuk mengeluarkan peti kemas ini dar kapal," kata Yoon dikutip dari NPR.
Baca Juga: Nyari Buka Puasa di Bandung, Minum Boba Durian Mantap!!
Selain itu, kurangnya pekerja dan sopir di pelabuhan menimbulkan timbunan stok di sepanjang East Coast dan West Coast, yang membuat pengiriman tertunda dan produk tak segera sampai ke pengecer.
"Yang saya dengar dari perusahaan ekspedisi dan industri angkutan truk adalah, 'Kami semua butuh bantuan. Kami butuh pekerja tambahan'," ungkap dia.
Oliver Yoon memperkirakan krisis boba di Amerika akan berlangsung sampai pertengahan musim panas.
Dia mengimbau orang-orang untuk bersabar, dan meyakinkan mereka bahwa stok bahan baku nantinya akan sampai ke AS.
Ia juga menyarankan orang-orang membeli varian topping lainnya sebagai pengganti boba. Ada jeli kelapa. Ada boba pop, boba kristal. Kamu tahu, topping berbeda bisa jadi pelengkap untuk saat ini.
Baca Juga: Salut! Dari PHK Jadi Pengusaha Minuman Boba Omzet Puluhan Juta
Akibat krisis boba di AS ini, bisnis bubble tea pun terancam. Abdurahman Sharif contohnya yang memiliki Chi Tea di pinggiran Chicago.
"Selama sebulan terakhir, setiap minggu, kami khawatir tentang bagaimana kami kehabisan rasa ini, tapioka. Kami kehabisan bahan-bahan ini, bahkan sampai sedotan," sambung Sharif.
"Setiap pekan kami harus mencoret varian rasa dari menu kami karena tidak ada bahannya, dan itu tidak akan ada selama dua sampai tiga minggu ke depan,” tambah dia.
Ya, krisis boba ini ternyata juga menjadi efek lain dari pandemi Covid-19 di AS, setelah krisis tisu toilet, ragi roti, hingga saus tomat.
Baca Juga: Boba, Si Hitam Manis Yang Sedang Mewabah (1)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.