Oleh: Trias Kuncahyono
Mendung. Pagi itu, mendung memayungi Kota Roma. Apakah akan turun hujan? Itu pertanyaan yang ada di hati ketika memasuki Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Orang sering mengatakan, mendung berarti akan turun hujan. Tapi, orang juga mengatakan, mendung tidak berarti hujan akan turun.
Begitulah. Mendung adalah bagian dari siklus kehidupan yang tak terhindarkan. Kalaupun hujan turun, itu memang sudah lumrahnya demikian. Tetapi, kalau pun hujan tidak turun juga, meski mendung, itu tidak berarti bahwa ada sesuatu yang salah. Tidak! Alam punya aturan sendiri.
Baca Juga: Topkapı Sarayi
Meski pagi itu mendung menutupi langit, tapi ternyata tidak mampu mecegah ribuan pasang kaki melangkah ke Lapangan Santo Petrus. Mendung tak kuasa menutupi semangat ribuan umat, peziarah untuk mengikuti Misa Minggu Palma. Menurut perkiraan sekitar 60.000 umat hadir ikut Misa Minggu Palma, seperti tahun 2024.
Tapi, kemungkinan lebih banyak. Sebab, tahun ini adalah Tahun Yubileum. Maka boleh jadi yang hadir di Lapangan Santo Petrus lebih banyak. Karena, ada begitu banyak peziarah Yubileum dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Kapasitas Lapangan Santo Petrus adalah 80.000 orang. Dan, pagi itu, ketika mendung menutupi langit Roma….Lapangan Santo Petrus yang kaya sejarah itu, hanya tersisa sedikit yang kosong.
Mendung tidak pernah bisa menyembunyikan harapan….
***
Dominica Palmarum, Minggu Palma bagi umat Katolik adalah perayaan penting yakni untuk merayakan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan jaya! Hosanna filio David: benedictus qui venit in nomine Domini. Rex Israel: Hosanna in excelsis. Hosanna Putra Daud. Terpujilah yang datang dalam nama Tuhan. Raja Israel: Hosanna sembah sujud.
Minggu Palma menjadi tanda dimulainya Pekan Suci, yaitu pekan yang penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan. Dan, dipuncaki dengan kebangkitan Yesus dari mati.
Kalau hari Minggu kemarin adalah Dominica Palmarum, Minggu Palma, mengapa di beberapa tempat di Lapangan Santo Petrus, ada tumpukan ranting zaitun masih lengkap dengan daunnya. Bukan daun palma!
Menurut cerita, dua-ribu tahun lalu, Yesus datang dari Bukit Zaitun, ketika masuk ke Yerusalem. Maka, sangatlah mungkin bahwa orang-orang yang elu-elukan Yesus masuk ke Yerusalem membawa ranting-ranting zaitun, juga dedaunan yang lain. Itulah sebabnya, hari Minggu Palma, Minggu Palem biasa juga disebut Dominica Florida, Minggu Bunga-bunga. Sebab, barangkali dahulu orang menyambut Yesus yang masuk ke Yerusalem dengan bunga.
Bahkan, di Negara-negara Eropa Utara yang tidak memiliki jenis tumbuhan palma, mereka menggunakan bunga pussy- willow. Tapi tetap tidak disebut Willow Sunday. Sebab, di negara-negara itu, pussy-willow adalah yang pertama berbunga di musim semi, saat Pekan Paskah tiba.
***
Dalam budaya Timur Tengah, Yunani, Romawi, dan juga dalam Kekristenan, daun palem dan ranting zaitun kaya makna. Keduanya adalah simbol damai, perdamaian, rekonsiliasi. Dalam Kekristenan, misalnya, dikatakan daun palem adalah daun yang dibawa oleh orang-orang yang telah melewati dan mengalahkan segala cobaan dan kesulitan hidup, serta tampil sebagai pemenang.
Menurut cerita dan gambar-gambar yang ada, dahulu para pemenang Olimpiade Yunani Kuno dimahkotai karangan ranting zaitun. Bangsa Romawi juga memasukkan ranting zaitun ke dalam tradisi mereka. Para panglima dan kaisar yang menang perang dimahkotai karangan ranting zaitun.
Karangan ranting zaitun itu melambangkan kemenangan dan pemulihan perdamaian. Ranting zaitun biasanya dibawa oleh utusan kekaisaran Romawi untuk mewartakan damai. Hubungan historis ini meletakkan dasar bagi simbolisme abadi cabang zaitun.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.