KOLAKA, KOMPAS.TV - Beginilah kondisi perkebunan warga di Desa Ulumowewe, Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Heboh Penemuan Serbuk Emas di Sungai Kabupaten Kolaka
Warga di wilayah tersebut berbondong-bondong menanam nilam, sebagai tanaman jangka pendek yang menjanjikan.
Sebagian besar warga di wilayah tersebut beralih profesi untuk bercocok tanam dengan tanaman nilam. Warga memilih menanam nilam karena biaya perawatannya yang murah.
Sejak sepekan terakhir, harga minyak nilam naik 2 kali lipat menjadi 630.000,- rupiah per kilogram.
Padahal sebelumnya, pada akhir Oktober 2019 lalu hanya seharga 325.000,- rupiah per kilogram.
Petani nilam pun bersyukur karena dapat menambah penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di tengah sulitnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Syahrul, salah seorang petani nilam mengaku, jika nilai jual minyak nilam cukup menjanjikan untuk tanaman jangka pendek.
Menurutnya, permintaan minyak nilam saat ini mengalami peningkatan hal itu dikarenakan stok bahan baku di dalam
negeri dan luar negeri mulai berkurang.
Selain itu, kalangan pelaku usaha dan industri minyak wangi sudah mulai membeli minyak nilam dalam jumlah besar.
Syahrul menambahkan, sejak naiknya harga jual minyak nilam tersebut, banyak petani yang selama ini menyimpan minyak nilam
hasil penyulingan sudah mulai menjual stok minyaknya, untuk menambah penghasilan.
Kandungan minyak nilam digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan minyak wangi dan obat tradisional.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.