LONDON, KOMPAS.TV - Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kecemasannya setelah Rusia melakukan uji coba misil.
Misil uji coba yang diluncurkan oleh Rusia tersebut merupakan senjata antisatelit yang mengorbit di luar angkasa.
Pihak Inggris dan AS mengaku marah karena apa yang dilakukan oleh pihak Rusia mengancam perdamaian di luar angkasa.
Baca Juga: Khawatirkan Covid-19, Donald Trump Batalkan Konvensi Partai Republik di Florida
Rusia menembakan misil dari satelit Cosmos 2563 pada pekan lalu. Tak ada target yang terkena tembakan tersebut.
Sementara itu bagi Kepala Direktorat Militer Luar Angkasa Britania, senjata tersebut mengancam satelit seluruh dunia.
Rusia sendiri sebelumnya sudah melakukan uji coba senjata level rendah di orbit, tapi tak pernah yang sebesar ini.
“Kami prihatin dengan tes yang dilakukan Rusia pada salah satu satelitnya dengan meluncurkan peluru berkarakteristik senjata,” ujar Kepala Direktorat Militer Luar Angkasa Britania, Wakil Marsekal Udara Harvey Smyth dikutip dari Daily Mail.
Baca Juga: Waspadai Ancaman Iran, Israel Luncurkan Satelit Mata-mata
“Aksi seperti itu menunjukkan ancaman bagi kedamaian di luar angkasa dan berisiko menciptakan serpihan-serpihan yang mampu mengancam satelit dan sistem luar angkasa yang diperlukan dunia. Kami meminta Rusia untuk tak melakukan tes seperti itu lagi,” lanjutnya.
Inggris bergantung kepada satelit untuk banyak area yang krusial, termasuk komunikasi, navigasi dan perkiraan cuaca.
Sementara itu, Pemerintah AS mengungkapkan apa yang dilakukan Rusia merupakan ancaman nyata bagi AS dan juga sekutunya pada sistem luar angkasa.
Presiden AS, Donald Trump dikabarkan sudah menghubungi pimpinan Rusia, Vladimir Putin.
Baca Juga: Dibantu Perusahaan Elon Musk, Korea Selatan Luncurkan Satelit Komunikasi Militer Pertama
Dia berharap mereka bisa menghindari kemungkinan bentrokan bersenjata antara tiga negara, AS, Rusia dan China.
Meski begitu, pihak Washington mengatakan peluncuran misil itu menjadi bukti bahwa Rusia tengah membangun sistem pertahanan di luar angkasa.
“Apa yang terjadi menunjukkan betapa hiprokritnya, Rusia dalam kontrol persenjataan di luar angkasa, yang mana tujuan Moskow adalah membatasi kemampuan AS, dan mempertegas tak berniat menghentikan program pertahanan luar angkasanya sendiri,” ujar Asisten Menteri Luar Negeri AS, Dr Christopher Ford.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.