KOMPAS.TV - Pimpinan Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dikenal bergelimang harta dan memiliki benda-benda mewah.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi rakyatnya yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi, kecuali di Ibu Kota Pyongyang.
Apalagi, benda-benda mewah sangat sulit ditemukan di Korut mengingat embargo yang diberikan oleh PBB dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Menteri Unifikasi Korea Mundur usai Ketegangan antara Korsel dan Korut Meningkat
Menurut pengamat Korea Utara dan mantan tentara AS, David Maxwell, kemewahan tersebut bisa didapat Kim Jong-un berkat organisasi bayangan, Office 39 di Pyongyang.
Office 39 merupakan kantor pusat dari jaringan penyelundupan global milik Korut yang didesain untuk memperkaya Kim dan keluarganya.
Pasalnya, dengan sangsi yang diberikan PBB dan AS dipastikan elit Korut tak akan memiliki harta melimpah.
“Anda pikir darimana Kim mendapatkan cognacs, Mercedes dan jam tangan Rolex? Semua uang yang dipakai untuk membeli barang-barang tersebut berasal dari Office 39,” ujar Maxwell dikutip dari New York Post.
Office 39 dikabarkan turut terlibat dalam penjualan narkoba, pemalssuan, penyelundupan emas, penjualan senjata dan perbudakan.
Baca Juga: Semenanjung Korea Memanas, Korea Utara Ancam Sebar Selebaran Anti-Korea Selatan
Organisasi itu sudah berdiri sejak 1974, dan menjadi salah satu pemasukan dari era Kim Jong-il, ayah sekaligus predesor Kim Jong-un.
Hal yang sama juga diungkapkan pembelot dari Korut, Jason Lee. Lee merupakan mantan petinggi Office 39 sebelum kemudian meninggalkan Pyongyang ke Seoul dan kemudian menetap di AS.
“Mereka seperti Bank untuk Kim Jong-un. Tetapi, saat ini dia semakin berhati-hati pada aktivitas ilegal, karena menyita perhatian dan terlihat buruk untuk partai,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.