Kompas TV internasional kompas dunia

Ukraina Desak Sanksi Lebih Keras usai Korea Utara Akui Kirim Pasukan ke Rusia

Kompas.tv - 29 April 2025, 21:40 WIB
ukraina-desak-sanksi-lebih-keras-usai-korea-utara-akui-kirim-pasukan-ke-rusia
Tentara Korea Utara di lapangan Kim Il-sung, Pyongyang, 12 Oktober 2022. (Sumber: AP Photo/Jon Chol Jin)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

KYIV, KOMPAS.TV - Pemerintah Ukraina mendesak komunitas internasional untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara.

Seruan ini disampaikan setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, secara terbuka mengakui pasukannya turut membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut pengakuan tersebut sebagai bukti nyata dari meningkatnya kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang yang dinilai membahayakan stabilitas global.

“Para mitra internasional memiliki berbagai alat untuk menekan kedua rezim ini, khususnya dalam membatasi akses mereka terhadap teknologi Barat,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dikutip dari laman Ukrainian World Congress (UWC), Selasa (29/4/2025).

Dikutip dari laman resminya, UWC mengeklaim diri sebagai organisasi nirlaba internasional yang mewakili lebih dari 25 juta warga Ukraina di 80 negara lebih.

Baca Juga: Putin Akhirnya Bersuara soal Tentara Korea Utara Bantu Rusia, Berterima Kasih ke Kim Jong-Un

Pengakuan keterlibatan militer Korea Utara dalam perang Ukraina diumumkan oleh Kim Jong Un pada Senin (28/4/2025). 

Ia menyebut pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia merupakan bagian dari implementasi Traktat Kemitraan Strategis Komprehensif antara kedua negara.

Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat baik Moskow maupun Pyongyang sebelumnya selalu membantah adanya kerja sama militer langsung terkait konflik di Ukraina.

“Pernyataan ini sangat menunjukkan bahwa kata-kata dari rezim Putin dan Kim Jong Un tidak bisa dipercaya. Mereka telah berbohong sejak awal,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi.

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah mengonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara dalam konflik tersebut dan bahkan menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan tersebut. 

Pernyataan ini memperkuat kekhawatiran bahwa aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara telah berkembang ke tahap yang lebih serius.

Pemerintah Ukraina menilai kerja sama militer yang kian erat antara Rusia dan Korea Utara bukan hanya ancaman bagi Ukraina, tetapi juga bagi keamanan Eropa, stabilitas kawasan Indo-Pasifik, dan Semenanjung Korea.

Ukraina juga menyoroti perkembangan teknologi senjata Korea Utara yang diujicobakan di medan perang.

“Ketika Rusia mulai menggunakan rudal balistik Korea Utara lebih dari setahun lalu, akurasinya sangat rendah. Kini, rudal-rudal itu jauh lebih presisi karena telah mereka uji di Ukraina,” kata Tykhyi.

Melihat situasi yang berkembang, Ukraina meminta agar dunia internasional segera mengambil langkah lebih tegas, termasuk memperluas sanksi ekonomi, politik, dan teknologi terhadap kedua negara tersebut. 

Baca Juga: Reaksi China usai Rusia dan Korea Utara Akui Tentara Kim Jong-Un Ikut Lawan Ukraina


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Komentar (1)
apa yang disegani ukraina toh juga tetap negaramu dirusak, ukraina harus serang negara korea utara kirim rudal jarak jauh untuk merusak negaranya sebagai balasan biar mereka rasakan.



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x