Kompas TV internasional kompas dunia

Konklaf Dimulai 7 Mei, Mengapa Belum Pernah Ada Paus dari Asia dan Afrika pada Era Modern?

Kompas.tv - 29 April 2025, 10:35 WIB
konklaf-dimulai-7-mei-mengapa-belum-pernah-ada-paus-dari-asia-dan-afrika-pada-era-modern
Foto Basilika Santo Petrus di Vatikan, Senin (28/4/2025) jelang konklaf pemilihan paus yang akan dimulai pada 7 Mei 2025. (Sumber: Gregorio Borgia/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

VATIKAN, KOMPAS.TV - Takhta Suci Vatikan mengonfirmasi bahwa konklaf untuk memilih paus baru akan dimulai pada tanggal 7 Mei 2025 mendatang. Ratusan kardinal akan berkumpul untuk menentukan penerus Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu.

Sepanjang sejarahnya, Gereja Katolik telah dipimpin oleh 266 paus yang 216 di antaranya berasal dari wilayah Italia. Dalam sejarah modern, belum pernah ada paus yang berasal dari benua Asia atau Afrika.

Konklaf pada 2025 pun disorot karena berpeluang memilih paus pertama dari Asia atau Afrika dalam sejarah modern. Pasalnya, terdapat dua kardinal dari kedua benua tersebut yang menjadi kandidat kuat penerus Fransiskus, yakni Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina) dan Kardinal Peter Turkson (Ghana).

Posisi paus terakhir dijabat orang Asia pada 741, yakni Paus Gregorius III dari wilayah Suriah Kekaisaran Bizantium. Sedangkan paus terakhir dari Afrika adalah Paus Gelasius I (492-496) dari Afrika Utara saat masih dikuasai Kekaisaran Romawi Barat.

Baca Juga: Klub Argentina San Lorenzo Beri Penghormatan Menyentuh di Stadion untuk Paus Fransiskus

Semasa hidupnya, Paus Fransiskus pun mengakui bahwa Gereja Katolik masih terlalu "eurosentris." Hal ini disampaikan paus pertama dari Amerika Latin itu setelah perjalanan apostolik ke Asia Tenggara pada September 2024.

"Refleksi pertama yang muncul setelah perjalanan ini adalah bahwa Gereja masih terlalu eurosentris, atau seperti kata mereka, kebarat-baratan," kata Paus Fransiskus dikutip La Croix.

"Akan tetapi, realitanya adalah Gereja jauh lebih besar, jauh lebih luas dari Roma dan Eropa, lebih besar! Dan, izinkan saya berpendapat, jauh lebih hidup di negara-negara tersebut (Asia dan Oseania)."

Mengapa mayoritas paus berasal dari Eropa?

Profesor teologi di Universitas Vanderbilt AS, Bruce Morrill menyatakan nuansa eurosentris kental di Gereja Katolik Roma hingga setidaknya abad 20. Namun, Morrill menilai Gereja Katolik kini menunjukkan tren yang semakin terbuka.

Akademisi asal AS itu menilai terdapat peluang nyata konklaf kali ini akan menghasilkan paus pertama dari Asia atau Afrika dalam sejarah modern. Menurutnya, pemimpin umat Katolik dari luar Italia kini dapat dipandang sebagai hal yang lazim.

"Sekarang ini sangat berbeda dari, katakanlah, ketika seseorang seperti Yohanes Paulus II terpilih. Itu menjadi hal besar pada 1978 karena dia bukan orang Italia," kata Morrill dikutip ABC News.

"Beberapa kepausan berselang terpilih seorang paus dari Argentina, jelas ini menunjukkan Gereja yang semakin global."

Sementara itu, asisten profesor studi agama di Universitas Villanova AS, Jaisy Joseph menyebut suksesor Fransiskus dari luar Eropa akan memenuhi keinginan mendiang paus.

Menurut dia, Paus Fransiskus ingin Gereja Katolik semakin inklusif dan menjadi lembaga global, bukan hanya milik umat Katolik di Eropa.

"Pergerakan dari gereja eurosentris menjadi gereja yang benar-benar global, saya kira itulah yang diinisiasi Fransiskus," kata Joseph.

Baca Juga: Terjawab! Konklaf untuk Memilih Paus Baru akan Dimulai 7 Mei 2025, Melibatkan 135 Kardinal

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x