BEIJING, KOMPAS.TV - Hubungan China dan Filipina kembali memanas karena sebuah terumbu karang kecil yang disengketakan di Laut China Selatan.
Hal itu bermula dari pernyataan juru bicara Penjaga Pantai China, Liu Dejun, pada Minggu (27/4/2025).
Ia mengatakan ada enam personel Penjaga Pantai Filipina yang secara ilegal merapat ke Karang Tiexian, yang juga dikenal sebagai Sandy Cay, meski sudah ada peringatan dan upaya pencegahan dari pihak China.
Liu mengatakan personel penjaga pantai China kemudian naik ke terumbu karang itu dan menyelidiki dan menanganinya sesuai dengan hukum.
Pernyataan itu tak memberikan rincian lebih lanjut tentang pertemuan tersebut atau identitas keenam orang Filipina tersebut.
Baca Juga: AS Serang Yaman, 68 Migran dari Afrika Tewas
“Kami mendesak Filipina untuk segera menghentikan pelanggarannya,” ujar Liu, dikutip dari Al-Jazeera.
Ia juga menambahkan, tindakan tersebut melanggar kedaulatan teritorial China.
Filipina pada Senin (28/4/2025), membantah bahwa China telah mengambil alih Sandy Cay, atau misi Filipina ke Sandy Cay telah diganggu pasukan maritim China di area sengketa tersebut.
Sandy Cay yang merupakan bagian dari Pulau Spratly, berada di dekat Pulau Thitu, juga disebut sebagai Pag-asa, dan merupakan lokasi fasilitas militer Filipina.
Para pejabat Filipina juga mengonfirmasi bahwa kapal China memang muncul di dekat wilayah karang yang disengketan tersebut, saat mereka menggelar misi.
Namun, mereka membantah personel Filipina harus berurusan dengan apa yang diklaim oleh China.
Baca Juga: Reaksi Trump Usai China Bantah Ada Pembicaraan terkait Perang Dagang, Ungkap Pertemuan Terjadi
Sementara media China mengatakan pada Sabtu (26/4/2025), para penjaga pantai China telah "mengimplementasikan kontrol maritim" atas Karang Tiexian selama pertengahan April lalu.
Media China, CCTV, mengatakan dalam laporannya, Penjaga Pantai China telah mendarat di Sandy Cay untuk "menerapkan kedaulatan dan yurisdiksi" atas terumbu karang itu.
Mereka juga disebut melakukan "inspeksi" dan "mengumpulkan bukti video terkait aktivitas ilegal pihak Filipina."
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.