LONDON, KOMPAS.TV - Eks Putra Mahkota Iran yang diasingkan mengungkapkan cara untuk menghancurkan rezim Teheran,
Ia mengatakan Pemerintah Barat yang menciptakan dana pemogokan untuk mendukung gelombang aksi industrial di seluruh Iran yang akan melumpuhkan negara dan mengakhiri rezim.
Reza Pahlavi, yang ayahnya merupakan Shah Iran terakhir dan diasingkan usai revolusi 1979, meyakini pembicaraan nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran akan gagal membawa perdamaian di kawasan.
Baca Juga: Trump Mulai Frustrasi dengan Putin karena Serangan Mematikan Rusia ke Kyiv: Hentikan Vladimir!
Namun, ia melihat peluang AS dan Eropa akan membantu oposisi akar rumput negara tersebut untuk menjatuhkan pemimpin ulama Iran.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemarahan atas penindasan dan masalah ekonomi oleh rezim Iran telah meluap dalam bentuk demonstrasi publik.
Posisi Iran di Timur Tengah juga tengah terjepit akibat jatuhnya sang sekutu di Suriah, Bashar Al-Assad.
Serangan Israel terhadap proksi Iran, Hamas dan Hizbullah juga dinilai merugikan Iran.
Kondisi itu membuat Pahlevi melihat peluang bagi kekuatan Barat untuk mengintensifkan dukungan ke oposisi rezim dan pembelot potensial.
Ia menyerukan agar diberikan dana untuk membantu orang-orang yang terlibat dalam perlawanan sipil damai.
Menurutnya pemogokan buruh bisa membuat sistem di Iran menjadi lumpuh, dan kekuasaan pun runtuh.
Pahlevi mengatakan dana pemogokan itu bisa diambil dari aset Iran yang dibekukan.
“Lumpuhnya rezim sebagai hasil pemogokan kerja, yang merupakan biaya paling rendah bagi negara asalkan kita dapat mendanainya, ini adalah sesuatu yang dapat terjadi dalam hitungan bulan,” ujar Pahlevi dikutip dari Politico, Kamis (24/4/2025).
Pemogokan massal merupakan momok yang kuat dalam konteks sejarah revolusi Iran.
Setelah revolusi, rezim Teheran menekan gerakan buruh, tetapi gerakan itu muncul kembali sebagai faktor politik yang potensial.
Baca Juga: Iran Tuduh Israel Ingin Rusak Negosiasi Kesepakatan Nuklir dengan AS, Ada Koalisi yang Dibentuk
Pada 2021, Teheran sempat dikejutkan dengan skala aksi yang dilakukan oleh pekerja petrokimia.
Pahlavi telah berkeliling Ibu Kota Eropa untuk berbicara dengan para menteri dan pejabat pemerintah, serta investor seksi swasta, guna mendesak peningkatan bantuan untuk perbedaan pendapat internal.
Pilihan lainnya, menurut pria berusia 64 tahun itu, adalah tindakan eksternal termasuk potensi serangan militer dari AS dan Israel.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Politico
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.