TEHERAN, KOMPAS.TV - Pejabat senior Iran menegaskan negaranya akan menolak alat pengaya Uranium mereka dilucuti.
Hal itu menyusul negosiasi nuklir yang telah dilakukan Iran dengan Amerika Serikat di Muscat, Oman, pekan lalu.
Kala itu Iran mengatakan kepada Amerika Serikat (AS), bahwa mereka siap menerima pembatasan pengayaan uranium.
Baca Juga: Rusia Cabut Taliban dari Label Teroris usai 2 Dekade, Kemenangan Diplomatik Penguasa Afghanistan
Namun, mereka menegaskan diperlukan jaminan kuat bahwa Presiden AS Donald Trump tak akan lagi mengabaikan kesepakatan nulir.
Dilansir The Times of Israel, pejabat senior Iran yang identitasnya tak disebutkan itu pada Jumat (18/4/2025) mengatakan batasan Teheran terkait negosiasi nuklir adalah mandat Pemimpin Tetinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan tak bisa dikompromikan.
Ia mengatakan dengan batasan tersebut berarti Iran tak akan pernah setuju untuk melucuti sentrifugal dari pengayaan uranium, juga menunda, atau mengurangi jumlah pengayaan uranium yang disimpan di bawah level yang disepakati pada 2015.
Kesepakatan 2015 itu merupakan kesepakatan nuklir yang ditepis oleh Trump.
Mereka juga tak akan menegosiasikan program rudalnya, yang Iran pandang berada di luar cakupan kesepakatan nuklir.
“Iran memahami bahwa dalam pembicaraan tak langsung di Oman, Washington tak ingin Iran menghentikan semua aktivitas nuklir, dan ini bisa menjadi dasar yang sama bagi Iran dan AS untuk memulai negosiasi yang adil,” ujar pejabat tersebut.
Iran dan AS akan memulai putaran kedua pembicaraan di Roma, Sabtu (19/4/2025), sepekan setelah negosiasi pertama di Oman, yang oleh kedua pihak dianggap positif.
Baca Juga: Houthi Tak Takut AS, Janji Lanjutkan Serangan Meski Yaman Dibombardir hingga 74 Orang Tewas
Meski begitu, Trump telah menegaskan tak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.
“Dengan Iran, Anda tak boleh memiliki senjata nuklir. Jika mereka memiliki senjata nuklir Anda tak akan senang,” ucapnya.
“Anda tak akan senang karena hidup Anda dalam bahaya yang besar,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.