PARIS KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, Jumat (18/4/2025), menyatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengakhiri keterlibatan dalam perundingan damai antara Rusia dan Ukraina.
Rubio menyebut Washington akan cabut dari perundingan jika tidak ada progres berarti dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan Rubio usai bertemu para pejabat Ukraina dan Eropa di Paris, Prancis, Kamis (17/4/2025). Pertemuan ini membahas perdamaian di Ukraina.
Rubio menyampaikan, pertemuan di Paris berlangsung konstruktif dan menghasilkan langkah maju menuju perdamaian.
Namun, ia mengungkapkan kekecewaan AS karena perundingan antara Rusia dan Ukraina masih jalan di tempat.
"Kami sekarang sampai di titik yang mengharuskan kami memutuskan apakah ini (perdamaian Rusia-Ukraina) mungkin atau tidak," kata Rubio, dikutip dari Associated Press.
"Karena kalau tidak, saya pikir kami akan beranjak. Ini bukan perang kami. Kami punya prioritas lain untuk diperhatikan."
Baca Juga: Sempat Diremehkan tapi Kini Jadi Ancaman, Tentara Korut Diakui Ukraina Kuasai Taktik Perang Modern
Sejumlah perundingan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina telah dilakukan di Arab Saudi beberapa pekan belakangan.
Rubio menyebut utusan AS, Steve Witkoff, bahkan telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin tiga kali.
Pada saat bersamaan, negara-negara Eropa menggelar sejumlah pertemuan terpisah usai AS menginisiasi perundingan Rusia-Ukraina.
Sekutu-sekutu Ukraina di Eropa dilaporkan khawatir pemerintahan Donald Trump meninggalkan Kiev dan semakin mendekati Rusia.
Rusia dilaporkan menolak perjanjian gencatan senjata yang diusulkan Trump karena keberatan dengan sejumlah hal.
Moskow menuntut perjanjian gencatan senjata mencakup ketentuan agar mobilisasi Ukraina dan bantuan militer Barat dihentikan. Namun, Kiev menolak tuntutan tersebut.
Sementara pasukan Rusia terus menyerang Ukraina saat perundingan damai menemui jalan buntu. Pada Jumat (18/4/2025), pasukan Rusia mengebom Kherson, Ukraina dan menewaskan satu orang.
Sebelumnya, drone Rusia menyerang kota Sumy, Ukraina saat peringatan Minggu Palma dan menewaskan setidaknya 34 orang.
Baca Juga: Komandan AS: Kerja Sama Militer Korea Utara, China, dan Rusia Bikin Pasifik Ketakutan
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.