Kompas TV internasional kompas dunia

Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.145 Orang, Ribuan Lainnya Luka-Luka

Kompas.tv - 3 April 2025, 23:37 WIB
jumlah-korban-tewas-gempa-myanmar-tembus-3-145-orang-ribuan-lainnya-luka-luka
Tim penyelamat membawa jenazah korban dari gedung yang runtuh setelah gempa bumi hari Jumat di Mandalay, Myanmar, Kamis, 3 April 2025. (Sumber: The Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Vyara Lestari

BANGKOK, KOMPAS.TV — Jumlah korban tewas akibat gempa yang melanda Myanmar mencapai 3.145 orang pada Kamis (3/4/2025). Tim pencarian dan penyelamatan menemukan lebih banyak jenazah dan kelompok bantuan kemanusiaan bergegas untuk memberikan perawatan medis dan tempat berlindung bagi para korban.

Menteri Informasi Myanmar Maung Maung Ohn juga mengumumkan pada sebuah pertemuan di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, bahwa 4.589 orang terluka dan 221 lainnya hilang. 

Episentrum gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 pada 28 Maret lalu berada di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Gempa tersebut merobohkan ribuan bangunan, membuat jalan tertekuk, dan menghancurkan jembatan di beberapa wilayah.

Laporan media lokal tentang jumlah korban jauh lebih tinggi daripada angka resmi. Dengan terputusnya jaringan telekomunikasi dan banyak tempat yang sulit dijangkau, jumlah korban dapat meningkat tajam saat informasi lebih lanjut tersedia.

Sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Kamis oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan memperkirakan bahwa gempa bumi dan gempa susulan telah memengaruhi lebih dari 17 juta orang di 57 dari 330 kota di negara tersebut, termasuk lebih dari 9 juta orang yang terkena dampak parah.

Baca Juga: Aksi Tim Penyelamat China-Rusia Terjun Cari Korban Gempa Magnitudo 7,7 Myanmar

"Hari-hari mendatang akan sangat penting dalam menentukan skala penuh dampak bencana dan respons yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jutaan orang yang terkena dampak," katanya seperti dikutip dari Associated Press.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa menurut penilaian awalnya, empat rumah sakit dan satu pusat kesehatan telah hancur total, sementara 32 rumah sakit dan 18 pusat kesehatan lainnya rusak sebagian.

“Dengan infrastruktur yang terganggu dan jumlah pasien yang melonjak, akses ke perawatan kesehatan menjadi hampir mustahil di banyak daerah yang paling parah terkena dampak,” kata PBB. “Ribuan orang sangat membutuhkan perawatan trauma, intervensi bedah, dan pengobatan untuk wabah penyakit,” tambah mereka.

Sebuah rumah sakit bergerak dari India dan rumah sakit gabungan Rusia-Belarusia juga kini telah beroperasi di Mandalay.

Dengan banyaknya orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa, dan banyak orang lainnya yang tidak tinggal di rumah mereka karena takut gempa susulan yang terus berlanjut akan menghancurkan mereka. Para pekerja di Naypyitaw bekerja keras di tengah suhu 40 derajat Celsius untuk mendirikan tenda-tenda besar di lapangan terbuka guna menyediakan tempat berteduh.

Di Mandalay, penduduk setempat memberikan irisan semangka kepada para relawan Tiongkok yang sedang beristirahat dari suhu tinggi.

Baca Juga: Update Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 2.800 Jiwa, Ratusan Masih Terkubur, dan 4.600 Terluka

Lebih dari 1.550 penyelamat internasional beroperasi bersama penduduk setempat pada hari Kamis. Sementara itu, persediaan dan peralatan penyelamatan telah dikirim dari 17 negara.

Militer Myanmar merebut kekuasaan pada tahun 2021 dari pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dipilih secara demokratis, dan memicu perang saudara yang berkepanjangan.

Gempa bumi tersebut memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, dengan lebih dari 3 juta orang mengungsi dari rumah mereka dan hampir 20 juta orang membutuhkan bantuan bahkan sebelum gempa terjadi.

Ketika kekhawatiran tumbuh bahwa pertempuran yang sedang berlangsung dapat menghambat upaya bantuan kemanusiaan, militer mengumumkan gencatan senjata sementara pada hari Rabu, hingga 22 April. Pengumuman tersebut menyusul gencatan senjata sementara sepihak yang diumumkan oleh kelompok perlawanan bersenjata yang menentang kekuasaan militer.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x