JAKARTA, KOMPAS.TV - Media asing ikut menyoroti teror kepala babi serta tikus yang dipenggal dan dikirimkan ke kantor Tempo.
Bahkan menyebutnya sebagai era baru intimidasi ke jurnalis Indonesia.
Adalah media Inggris, The Guardian yang menyoroti teror terhadap jurnalisme Indonesia tersebut.
Baca Juga: Menlu Denmark Ngamuk Merasa Dihina Wakil Trump terkait Greenland: Itu Bukan Cara Bicara ke Sekutu
“Kepala babi dan tikus yang dipenggal: Sebuah era baru dari fajar intimidasi bagi jurnalis di Indonesia,” tulis The Guardian pada Kamis (27/3/2025).
Media tersebut mengungkapkan bagaimana sebuah kiriman boks ke kantor tempo memberikan sebuah kejutan, karena ternyata di dalamnya berisi kepala babi.
Namun, ternyata hadiah mengerikan tersebut tak berhenti sampai situ saja.
“Hadiah menyeramkan tersebut menjadi yang pertama dari serangkaian ancaman yang ditujukan ke media Tempo dalam sepekan terakhir, yang dipandang sebagai titik terendah di tengah meningkatnya intimidasi terhadap jurnalis di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” tulisnya.
Mereka mengungkapkan bagaimana sehari kemudian setelah kepala babi, kantor tempo kedatangan jasad tikus yang kepala dipenggal.
Selain itu, The Guardian juga mengungkapkan munculnya pelecehan di dunia maya terhadap Tempo.
“Apakah kepala babi sudah cukup? Kalau tidak, saya bisa kirim lebih banyak lagi,” tulis seorang pengguna di akun Instagram media tersebut.
Menurut The Guardian, ancaman itu pada akhirnya memicu kritik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Apalagi, dengan tanggapan Juru Bicara Kepresidenan Hasan Nasbi yang menyarankan wartawan Tempo agar memasak saja kepala babi tersebut.
Hasan juga kemudian mengklarifikasi pernyataannya, dengan mengatakan bahwa Indonesia tetap berkomitmen menegakkan kebebasan pers, sebagaimana dijamin oleh hukum Indonesia.
Baca Juga: Ratusan Umat Muslim Myanmar Dikhawatirkan Tewas karena Gempa Bumi, Lebih dari 50 Masjid Hancur
Media yang sudah berdiri sejak 1821 itu pun melaporkan bagaimana wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana di-doxing, bahkan ponsel ibunya telah dibajak.
Selain itu kerabatnya juga mendapat telepon yang mengancam dari orang tak dikenal.
“Tempo salah satu organisasi media yang paling kritis di Indonesia, tak asing dengan ancaman. Selama puluhan tahun pemerintahan mantan penguasa otoriter Soeharto, majalah mingguan itu sudah dua kali dilarang,” tulisnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.