GAZA, KOMPAS.TV - Hamas telah menyetujui proposal Mesir yang baru untuk membebaskan lima sandera Israel, termasuk warga Amerika-Israel, Edan Alexander.
Dalam proposal Mesir itu, pembebasan sandera akan ditukar dengan gencatan senjata yang baru.
Proposal tersebut sama dengan yang diajukan beberapa pekan lalu oleh Utusan Khusus AS Steve Witkoff.
Baca Juga: AS Peringatkan Potensi Serangan di Suriah Selama Libur Idulfitri 2025
Meski begitu, masih belum jelas apakah hal itu termasuk tambahan pembebasan jasad dari sandera yang sudah tewas.
Dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (29/3/2025) dalam pertukaran pembebasan lima sandera, Hamas mengharapkan kembali ke kondisi gencatan senjata fase pertama.
Menurut sumber. hal itu termasuk masuknya bantuan kemanusiaan, juga kesepakatan untuk negosiasi fase kedua dari gencatan senjata.
Salah satu kepemimpinan Hamas, Khalil Al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina itu menanggapi positif sebelum menyetujuinya.
Al-Hayya menambahkan, Hamas sepenuhnya sepakat dengan persayaratan untuk kesepakatan gencatan senjata pertama. Mereka pun berharap Israel tidak mengacuhkan proposal ini.
Menurut Kantor Perdana Menter (PM)i Israel, pemerintahan Zionis malah merespons tawaran Mesir itu dengan sebuah proposal tandingan.
“PM Benjamin Netanyahu melakukan serangkaian konsultasi kemarin, menyusul proposal yang diterima dari mediator,” bunyi pernyataan Kantor PM Israel.
“Dalam beberapa jam terakhir, Israel menyampaikan proposal balasannya kepada para mediator, dengan koordinasi penuh bersama Amerika Serikat,” tambahnya.
Awal bulan ini, Israel kembali melancarkan serangan di Gaza, dan memberlakukan blokade penuh terhadap bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah itu.
Baca Juga: Macron Kecam Serangan Israel ke Beirut, Sebut Tidak Dapat Diterima
Mereka memperingatkan pasukannya mempertahankan kehadiran permanen di beberapa bagian Gaza, hingga pembebasan 24 sandera tersisa yang diyakini masih hidup.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 50.277 warga Palestina telah terbunuh dan 114.095 lainnya terluka sejak Israel melakukan serangan militer pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel itu membalas operasi militer Hamas ke negara Zionis tersebut.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.