JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengkritik industri fesyen dan tekstil jelang peringatan Hari Tanpa Sampah Internasional pada 30 Maret 2025 mendatang.
Guterres mengkritik industri tekstil yang menyerap sumber daya lahan dan air yang besar. Industri tersebut juga disebut mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah tinggi yang memperparah krisis iklim.
"Bumi kini menjadi korban dari dunia fesyen. Produksi tekstil kerap menggunakan ribuan bahan kimia—banyak di antaranya berbahaya bagi manusia dan lingkungan," kata Guterres dalam pidato yang dirilis laman resmi PBB di Indonesia, Kamis (27/3/2025).
Baca Juga: Staf PBB Asal Bulgaria Terbunuh Serangan Israel di Gaza, Sekjen PBB Desak Penyelidikan Menyeluruh
Kendati krisis iklim semakin parah, pakaian terus diproduksi secara masif. Produksi besar-besaran ini pun disebut menimbulkan limbah tekstil dalam jumlah sangat besar.
"Konsumen kini semakin menuntut keberlanjutan. Berbagai inisiatif penting mulai menyatukan pelaku usaha, asosiasi industri, masyarakat sipil, dan lainnya untuk mendorong keberlanjutan di seluruh sektor," kata Guterres.
Ia menambahkan, inisiatif yang dimaksud mencakup Fashion Industry Charter for Climate Action yang diprakarsai PBB dan Fashion Pact oleh pemerintah Prancis.
Baca Juga: Pramono Anung Tinjau RDF Rorotan, Sebut Bau Disebabkan Timbunan Sampah yang Tak Segera Diolah
Dewan Penasihat PBB untuk Zero Waste juga dilaporkan menghumpun berbagai mitra untuk mengakhiri persoalan limbah dan membantu pencapaian ujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Antonio Guterres menyebut keberhasilan menekan limbah tekstil bisa dicapai melalui kerja sama konsumen, masyarakat sipil, pemerintah, hingga pelaku usaha.
"Pada peringatan Hari Tanpa Sampah Internasional ini, mari kita berkomitmen bersama agar selera fesyen kita juga bermakna baik bagi manusia dan planet ini," kata Guterres.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : indonesia.un.org
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.