KHARTOUM, KOMPAS.TV — Militer Sudan merebut kembali Istana Republik di Khartoum dari pasukan paramiliter saingan mereka, Jumat (21/3/2025). Mereka merebut kembali istana tersebut setelah bertempur selama dua tahun dengan pasukan paramiliter.
Perebutan Istana Republik, yang dikelilingi oleh kementerian pemerintah, merupakan kemenangan simbolis besar bagi militer Sudan melawan Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter (RSF). Namun demikian, ini tidak berarti perang di Sudan akan berakhir, karena RSF telah menguasai wilayah Darfur barat dan tempat-tempat lainnya.
Video media sosial menunjukkan tentara Sudan yang sedang berada di dalam istana, dan menyebutkan tanggalnya sebagai hari ke-21 Ramadan. Seorang perwira militer Sudan yang mengenakan tanda pangkat kapten membuat pengumuman dalam video tersebut dan mengonfirmasi bahwa pasukan berada di dalam kompleks tersebut.
Melansir The Associated Press, istana tersebut tampak hancur, dengan tentara menginjak-injak ubin yang pecah. Pasukan yang membawa senapan serbu dan peluncur granat berpeluncur roket meneriakkan, "Tuhan Mahabesar!"
Baca Juga: Sekitar 70 Orang Tewas dalam Serangan terhadap Rumah Sakit di Sudan
Menteri Informasi Sudan Khaled al-Aiser mengatakan militer telah merebut kembali istana tersebut dalam sebuah unggahan di platform sosial X.
"Hari ini bendera dikibarkan, istana telah kembali dan perjalanan berlanjut hingga kemenangan lengkap," tulisnya.
Penduduk yang penasaran berkeliaran di sekitar istana. Dinding-dinding istana terlihat penuh dengan lubang-lubang bekas tembakan senapan. Noda-noda darah muncul di tubuh-tubuh yang terbujur, yang ditutupi selimut secara asal-asalan.
Jatuhnya Istana Republik menandai kemenangan di medan perang bagi militer Sudan, yang telah membuat kemajuan pesat dalam beberapa bulan terakhir di bawah pimpinan kepala militer Jenderal Abdel-Fattah Burhan.
Ini juga berarti bahwa para pejuang RSF di bawah pimpinan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, telah diusir dari ibu kota Khartoum. Suara tembakan sporadis terdengar di seluruh ibu kota pada hari Jumat, meskipun tidak diketahui apakah itu tembakan karena pertempuran atau perayaan.
Bandara Internasional Khartoum, hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer di tenggara istana, dan telah dikuasai oleh RSF sejak dimulainya perang pada April 2023.
Baca Juga: Perang Saudara di Sudan, Kilang Minyak Terbesar Terbakar
Suleiman Sandal, seorang politikus yang terkait dengan RSF, mengakui bahwa militer telah merebut istana tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari pasang surut sejarah.
RSF kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengeklaim bahwa pasukannya masih berada di sekitar area tersebut, dan bertempur dengan gagah berani. Serangan pesawat nirawak terhadap istana yang diyakini telah dilancarkan oleh RSF dilaporkan menewaskan pasukan dan wartawan dari televisi pemerintah Sudan.
Kamis malam, RSF mengeklaim telah menguasai Kota Al-Maliha di Sudan, sebuah kota gurun strategis di Darfur Utara dekat perbatasan dengan Chad dan Libya.
Sementara itu, militer Sudan telah mengakui adanya pertempuran di sekitar Al-Maliha, tetapi belum mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kota tersebut.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.